Warga Miskin Tak Mengurangi Konsumsi Rokok Meski Penghasilan Anjlok

Agustiyanti
1 Juli 2021, 19:29
konsumsi rokok, warga miskin, rokok, pandemi Covid-19
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Survei IDEAS menunjukkan, rata-rata pengaluran keluarga miskin untuk rokok turun hingga 10% selama pandemi dari Rp 406 ribu menjadi Rp 364 ribu per bulan.

Survei Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menunjukkan bahwa 77,1% responden keluarga miskin tidak menurunkan konsumsi rokok-nya selama pandemi Covid-19. Konsumsi rokok mereka bahkan cenderung meningkat meski penghasilannya anjlok.

Survei dilakukan kepada 1.013 kepala keluarga miskin secara tatap muka. Survei ini digelar di lima wilayah aglomerasi utama di Indonesia yaitu Jakarta Raya (Jabodetabek), Semarang Raya, Surabaya Raya, Medan Raya dan Makassar Raya.

Dari total responden tersebut, 73,2 persen perokok miskin mempertahankan pengeluaran rokok-nya meski kondisi ekonomi menurun.

"Dengan demikian, pengeluaran kebutuhan lain yang turun atau bahkan ditiadakan agar dapat terus merokok dengan kuantitas yang sama," kata Yusuf Wibisono, Direktur IDEAS dalam keterangan tertulis, kamis (01/07).

Survei bahkan menunjukkan 39,7% responden mengaku rela membeli rokok yang sudah biasa mereka konsumsi meski harganya meningkat saat pandemi. Sedangkan 21,2% responden memilih untuk menurunkan pengeluaran untuk rokok karena penghasilan yang turun signifikan

"Mereka beralih ke rokok dengan harga yang lebih murah. Namun, berpindah ke rokok murah membuat perokok miskin mempertahankan kuantitas konsumsi rokok dengan pengeluaran yang lebih rendah," katanya.

Survei ini juga menunjukkan, rata-rata pengaluran keluarga miskin untuk rokok turun hingga 10% selama pandemi dari Rp 406 ribu menjadi Rp 364 ribu per bulan. Meski secara nominal turun, beban pengeluaran rokok keluarga miskin secara riil tidak menurun.

Proporsi pengeluaran untuk rokok pada pengeluaran utama keluarga miskin tidak berubah yakni di kisaran 15 persen, baik sebelum maupun saat pandemi. Yusuf menekankan, Krisis tidak membuat keluarga miskin mengurangi beban pengeluaran rokok-nya.

Dalam survei tersebut terlihat bahwa perokok di keluarga miskin didominasi laki-laki dengan posisi di keluarga sebagai ayah (suami) dan anak laki-laki mencapai 89,4 persen dari responden perokok.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...