Kemiskinan RI Turun Tipis, Masih Ada 27,52 Juta Orang Miskin per Maret
Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 mencapai 27,54 juta orang. Jumlah ini naik 1,12 juta orang dibandingkan Maret 2021 tetapi turun 0,01 juta orang dibandingkan September 2020. Sementara angka kemiskinan tercatat mencapai 10,19%.
"Angka kemiskinan turun 0,05% dibandingkan September 2020, tetapi masih naik 0,36% dibandingkan Maret 2020," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers BPS, Kamis (15/7).
Margo menjelaskan, angka kemiskinan di perkotaan masih meningkat 0,01% dibandingkan September 2020 menjadi 7,89%, sedangkan di pedesaan turun 0,1% menjadi 13,1%, Meski demikian, menurut dia, disparitas kemiskinan di perkotaan dan pedesaan masih tinggi.
"Tetapi kalau melihat perkembangan sejak September 2018 hingga Maret 2021, penurunan kemiskinan di pedesaan lebih bagus. Ini sebenarnya menunjukkan program desa dan dana desa yang dilakukan pemerintah cukup positif," katanya.
Margo menjelaskan, garis kemiskinan Maret 2021 ditetapkan Rp 472.525 per kapita per bulan, naik 2,96% dibandingkan September 2020 Rp 458.947 per kapita per bulan. Adapun rata-rata rumah tangga di Indonesia memiliki 4,49 anggota keluarga.
"Dengan demikian, garis kemiskinan rumah tangga per Maret 2021 sebesar Rp 2.121.637," katanya.
Ia menjelaskan, penyumbang terbesar garis kemiskinanadalah kelompok makanan mencapai 73,96%. Sementara kelompok bukan makanan menymbang 26,04%.
"Beras berkontribusi paling besar terhadap garis kemiskinan 20,03% di perkotaan dan 24,06% di pedesaan," katanya.
Untuk itu, menurut dia, pengendalian harga terutama pangan menjadi salah satu kunci untuk menurunkan kemiskinan.
Berdasarkan provinsinya, angka kemiskinan tertinggi berada di wilayah Papua 26,85%, Papua Barat 21,84%, dan Nusa Tenggara Timur 20,99%. Sementara angka kemiskinan terendah berada di Bali mencapai 4,53% dan DKI Jakarta 4,72%.
Sementara itu, Margo mencatat indeks kedalaman kemiskinan pada Maret 2021 dibanding september 2020 juga turun dari 1,71 menjadi 1,71. "Artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan berkurang atau semakin dekat yang artinya ada perbaikan," katanya.
Indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan naik dari 1,26 menjadi 1,29, sedangkan di pedesaan turun dari 2,39 menjadi 2,27. Indeks keparahan kemiskinan juga menurun dari 0,47 menjadi 0,42. Indeks keparahan di pedesaan turun dari 0,68 menjadi 0,57, sedangkan di perkotaan tetap 0,31.
Pandemi Covid-19 meningkatkan jumlah penduduk miskin di seluruh dunia. Pew Research Center memperkirakan jumlah penduduk miskin di dunia bertambah 131 juta akibat pandemi virus corona Covid-19 dan resesi global. Peningkatan serupa juga terjadi pada masyarakat berpendapatan rendah atau kelas bawah, yakni sebanyak 21 juta jiwa.