BPS Catat Inflasi Juli 0,08% Dipicu Kenaikan Harga Obat hingga Cabai
Badan Pusat Statistik mencatat Indeks Harga Konsumen mengalami inflasi 0,08% pada Juli. Inflasi disumbang kenaikan harga obat dan cabai rawit.
"Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota indeks harga konsumen (IHK) terjadi inflasi 0,08%. Tingkat inflasi tahun kalender 0,81%, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun 1,52%.," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam Konferensi Pers, Senin (2/8).
Margo menjelaskan, inflasi paling tinggi terjadi pada kelompok kesehatan mencapai 0,24%. Namun, andilnya hanya mencapai 0,01%. Sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar 0,04% dengan inflasi 0,15%.
"Kalau dilihat dari sub kelompok kesehatan yang harganya naik itu kelompok obat-obatan dan produk kesehatan 0,4% dan inflasi terendah pada jasa rawat jalan 0,06%," katanya.
Sementara pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, sumbangan paling besar terhadap inflasi diberikan oleh cabai rawit dengan andil 0,03%. Selain itu kenaikan harga tomat, bawang merah, cabai merah, dan rokok filter turut menyumbangkan inflasi masing-masing 0,01%.
"Kenaikan cabai rawit ini karena ada peralihan cuaca," katanya.
Dari 11 kelompok pengeluaran, menurut dia,hanya dua kelompok yang mengalami deflasi yakni transportasi dengan deflasi 0,01%, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan deflasi 0,07%. Keduanya memberikan andil sangat kecil, nyaris mendekati nol.
Sementara berdasarkan komponen pembentuknya, inflasi pada Juli disumbang oleh komponen harga yang bergejolak 0,14%, komponen inti 0,07% dan harga diatur pemerintah 0,01%.