Rupiah Menguat Tipis di Tengah Pidato Kenegaraan Jokowi

Abdul Azis Said
16 Agustus 2021, 09:41
rupiah, nilai tukar, rapbn 2021, pidato jokowi
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Rupiah diperkirakan bergerak melemah jelang pembacaan pidato Presiden Joko Widodo hari ini.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp 14.390 per dolar AS pada perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah diprediksi bergerak melemah di tengah pidato kenegaraan dan jelang pidato nota keuangan oleh Presiden Joko Widodo hari ini. 

Namun berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 09.30 WIB, rupiah bergerak menguat dari posisi pembukaan mupun penutupan kemarin Rp 14.386 per dolar AS.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke kisaran Rp 14.400 per dolar AS, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.360 per dolar AS. Sentimen terhadap laporan kasus positif Covid-19 harian yang masih tinggi membayangi pergerakan rupiah hari ini.

"Kekhawatiran pasar yang meninggi terhadap laju kenaikan kasus baru covid-19 dunia karena varian Delta mungkin menjadi salah satu alasan sentimen negatif terhadap aset berisiko." kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (16/8).

Laporan kasus Covid-19 pada Minggu (15/8) mencatat terdapat tambahan 20.813 kasus positif baru sehingga total kasus terkonfirmasi  3,85 juta kasus positif. Kasus meninggal tercatat 1.222 orang dan 30.361 orang dinyatakan sembuh. Dengan demikian, total kasus aktif yang ada hingga saat ini 384.807 orang, mengalami penurunan 10.770 kasus aktif.

Laporan harian kasus Covid-19 kemarin masih melanjutkan penurunan jumlah kasus yang sempat menyentuh rekor tertinggi 56.757 kasus konfirmasi harian pada 15 Juli lalu. Kendati demikian, jumlah pemeriksaan yang dilakukan kemarin hanya mencapai 89.768 orang, terendah sejak 4 Juli lalu.

Laporan kasus positif Global juga menunjukkan penurunan. Mengutip Worldometer, penambahan jumlah kasus positif Covid-19 harian dunia pada 14 Agustus sebanyak 568.432 kasus baru, jumlahnya turun dari rekor 721.289 kasus baru sehari sebelumnya yang juga tertinggi sejak laporan pertengahan Mei lalu. Selain Indonesia, negara-negara seperti Amerika Serikat, India, Iran, Inggris dan Rusia masih melaporkan lonjakan kasus positif harian yang tinggi di atas 20 ribu kasus positif baru.

Di sisi lain, laporan survei keyakinan konsumen yang dirilis Universitas Michigan akhir pekan lalu menunjukkan adanya pesimisme konsumen periode bulan Agustus. Hal ini kata Ariston berpeluang menahan laju penguatan dolar AS terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...