BI Akan Pertimbangkan Kenaikan Suku Bunga Acuan Akhir Tahun Depan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan pengetatan kebijakan atau exit policy baru akan dimulai paling cepat tahun depan. BI juga baru akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga di pengujung 2022.
"Kami akan melakukan sedikit-sedikit, baru pada akhir tahun depan memikirkan kenaikan suku bunga," kata Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/8).
Tingkat suku bunga acuan BI saat ini masih bertahan di level terendah dalam sejarah 3,5%. Bank Indonesia terakhir kali menurunkan suku bunga pada Februari 2021, turun 25 basis poin (bps) dari posisi bulan Januari 3,75%. Secara tahunan, tingkat suku bunga juga sudah turun 50 bps dari posisi Agustus 2020 di angka 4%.
Perry mengaku telah berdiskusi dengan sejumlah ekonom dan investor terkait rencana penarikan stimulus moneter yang akan dilakukan secara bertahap mulai tahun depan. Keputusan tersebut mempertimbangkan tingkat likuiditas perbankan saat ini yang menurutnya masih sangat besar. Ini tercermin dari tingkat alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) sebesar 34%.
"Kalau kami kurangi sedikit tidak akan mempengaruhi sama sekali pemulihan ekonomi dan kredit," ujar Perry.
Sementara, Perry dalam konferensi persnya pekan lalu juga mengatakan, Bank Indonesia telah menambah likuiditas perbankan melalui quantitative easing sebesar Rp 114,15 triliun sepanjang tahun ini hingga 16 Agustus.