Rupiah Makin Kuat ke 14.184/US$ Efek Pelonggaran PPKM dan Sentimen Fed

Abdul Azis Said
7 September 2021, 10:24
rupiah, rupiah menguat, dolar AS, pelonggaran PPKM
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Rupiah menguat terhadap dolar AS bersama Mayoritas mata uang Asia lainnya.

Nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat 0,02% ke level Rp 14.220 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Penguatan masih dipengaruhi persepsi pasar terhadap kemungkinan penundaan tapering off The Fed, di samping terus longgarnya PPKM Level 1-4 di sejumlah wilayah dalam negeri.

Mengutip Bloomberg, Nilai tukar rupiah  terus bergerak menguat ke level Rp 14.184 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB. Ini melanjutkan penguatan dari posisi penutuan kemarin di level Rp 14.223.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga bergerak menguat. Dolar Taiwan menguat 0,19% bersama yuan Tiongkok dan ringgit Malaysia 0,02%,  bath Thailand 0,17%, rupee India 0,07%, won Korea Selatan 0,03%. Sementara yen Jepang melemah 0,10%, dolar Singapura 0,07%. peso Filipina 0,26% dan dolar Hong Kong 0,01%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah bergerak menguat di kisaran Rp 14.180-Rp 14.200 per dolar AS, dengan potensi resistance di kisaran Rp 14.260. Rupiah kembali melanjutkan penguatan di tengah masih kuatnya persepsi pasar terhadap kemungkinan penundaan tapering off alias pengetatan stimulus bank sentral AS.

"Sentimen potensi penundaan tapering karena data tenaga kerja AS yang belum seperti yang diharapkan, ini masih menjadi pendorong pelemahan dollar AS," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (7/9).

Gubernur bank sentral AS (Fed) Jerome Powell akhir bulan lalu memberikan sinyal kuat rencana tapering off  berupa pengurangan pembelian obligasi pemerintah akhir tahun ini. Ini melanjutkan pernyataan pejabat bank sentral lainnya yang lebih dulu membocorkan rencana ini, salah satunya ada desakan tapering dilakukan mulai bulan depan.

Kendati demikian, Powell juga mempertegas pandangannya terkait rencana kenaikan suku bunga yang tampaknya masih akan lama lagi. Dia menilai, perekonomian AS saat ini masih melanjutkan pemulihan ekonomi. Namun, bank sentral masih akan berhati-hati mencermati kondisi inflasi dan ketenagakerjaan sebelum menarik pedal gas untuk tapering off, terutama kenaian suku bunga.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...