Dana Asing Masuk Bursa Saham RI di Tengah Isu Government Shutdown AS
Aliran dana asing masuk ke bursa saham mencapai Rp 738 miliar pada perdagangan hari ini, Senin (27/9). Investor nonresiden tetap mencatatkan jual bersih di tengah sentimen potensi penutupan pemerintahan atau government shutdown di Amerika Serikat.
Meski demikian, Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,15% ke level 6.113. Indeks sempat anjlok 0,41% di level 6.097 hari ini pada perdagangan sesi kedua setelah sempat naik 0,25% ke level 6.137 pada awal hari.
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, fluktuatifnya pasar saham Indonesia hari ini dipengaruhi potensi penutupan pemerintahan atau government shutdown di Amerika Serikat. "Potensi pemerintah Amerika Serikat shutdown ini bisa negatif dan bisa positif," katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (28/9).
Sentimen ini, menurut dia, menyeret turun bursa saham AS dan berpengaruh pada IHSG. Pada perdagangan kemarin, Nasdaq ditutup turun 0,52%, S&P 500 turun 0,28%, sedangkan Dow Jones naik 0,21%.
"Ada dampak positif dari sentimen ini yakni ada inflow (arus masuk) asing yang terjadi," kata Sukarno.
Berdasarkan data RTI Infokom, investor asing hari ini melakukan pembelian dengan nilai bersih Rp 738,19 miliar di seluruh pasar. Di pasar reguler, asing melakukan pembelian Rp 191,63 miliar. Sementara, di pasar negosiasi dan tunai, asing mencatatkan beli bersih hingga Rp 546,56 miliar.
Senior Vice President Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, semakin panjang negosiasi antara Parlemen Republik dan Demokrat mengenai kenaikan plafon utang, volatilitas di pasar saham semakin tinggi. Hal ini membuat potensi government shutdown menjadi katalis negatif bagi rupiah dan IHSG.
"Berdasarkan analisis, IHSG bisa koreksi antara 5.900-6.000. Negosiasinya berpotensi berlangsung lama yakni antara satu hingga dua bulan," kata Janson kepada Katadata.co.id, Selasa (28/9).
Pemungutan suara di Senat berakhir dengan kemenangan Partai Republik 50-48. Partai Demokrat sebagai pihak yang mengusulkan RUU ini perlu mendapat dukungan 60 suara jika ingin lolos. Sementara dalam pemungutan suara sebelumnya di DPR AS, partai Demokrat menang 220-211.
Pemimpin Partai Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer telah memperingatkan bahwa default akan memukul perekonomian. Namun, ia mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan lebih lanjut minggu ini untuk menghindari penutupan pemerintah dan gagal bayar meski tidak memerinci langkah tersebut.
"AS sekarang sedang menghadapi dua bencana yang dibuat oleh Partai Republik," katanya di Gedung Senat setelah pemungutan suara seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/9).
Pemerintahan AS terancam shutdown atau menutup operasional sementara, setelah Senat gagal meloloskan RUU penangguhan plafon utang AS pada pemungutan suara Senin (27/9). Oposisi pemerintahan Joe Biden, Partai Republik, menentang keras RUU tersebut.
RUU penangguhan utang berisi usulan dari pemerintah untuk menangguhan batas utang hingga Desember 2022 dan mendanai operasional pemerintah. Jika beleid ini gagal diloloskan maka pemerintah AS akan kehabisan dana untuk operasional serta berisiko gagal membayar utangnya.