BI Lihat Sistem Keuangan Stabil, Risiko Kebangkrutan Korporasi Menurun

Abdul Azis Said
5 Oktober 2021, 15:24
gagal bayar, kredit korporasi, probability of default, sistem keuangan, bank indonesia
Arief Kamaludin | Katadata
BI melihat, potensi gagal bayar atas kredit korporasi atau probability of default terus turun setelah mencapai titik tertingginya pada kuartal II tahun lalu.

Bank Indonesia (BI) melaporkan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada paruh pertama tahun ini tetap terjaga sekalipun masih dibayangi pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) pada akhir periode tersebut sebesar 0,31, jauh dari kondisi krisis yang diindikasikan dengan angka 2. 

Kondisi sistem keuangan yang normal terindikasi dari tiga aspek, yakni ketahanan sistem keuangan yang terjaga, kinerja fungsi intermediasi yang menunjukkan pemulihan, serta inklusi ekonomi dan keuangan yang meningkat.

Dari aspek ketahanan sistem keuangan, BI melaporkan kondisi keuangan di sektor korporasi, rumah tangga dan perbankan tetap berdaya tahan di tengah pandemi. Ketahanan korporasi ditopang oleh kondisi likuditas yang memadai dan leverage yang terjaga.

"Angka median Interest Coverage Ratio (ICR) yang mencerminkan kemampuan bayar korporasi pada Semester I 2021 mengalami pemulihan dan mencapai angka di atas nilai ambang batas 1,5 di akhir semester," demikian tertulis dalam laporan Kajian Stabilitas Keuangan yang dirilis BI, Selasa (5/10).

BI juga melaporkan, potensi gagal bayar atas kredit korporasi atau probability of default terus turun setelah mencapai titik tertingginya pada kuartal II tahun lalu.

Dari sektor rumah tangga, rasio pembayaran cicilan terhadap total pengeluaran relatif stabil dan rendah. Dengan demikian, spillover dari risiko korpoasi dan rumah tangga terhadap perbankan cukup terbatas. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) yang terkendali dilevel 3,24%, di bawah ambang batas 5%.

Selain itu, daya tahan sistem keuangan juga tercermin dari ketahanan sektor perbankan. Hal ini terlihat dari kondisi permodalan yang masih tinggi dan likuiditas yang kuat. Rasio permadalan bank (CAR) sebesar 24,30%. Sehingga BI memastikan perbankan masih cukup baik untuk menyerap risiko ke depan.

Sementara itu dari aspek rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) mencapai 32,95%, jauh di atas nilai ambang batas 10%. Kondisi ini menunjukkan bahwa perbankan memiliki ketahanan likuiditas yang memadai. Ini sekaligus mengindikasi masih adanya kapasitas untuk peningkatan intermediasi.

Selain ketahanan sistem keuangan, kondisi yang masih stabil juga tercermin dari realisasi fungsi intermediasi perbankan yang tumbuh positif 0,59% pada akhir semester I 2021. Membaiknya penyaluran kredit sepanjang Januari-Juni terutama ditopang permintaan kredit dari korporasi yang berorientasi ekspor, serta kredit konsumsi rumah tangga terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Sementara dari sisi inklusi ekonomi dan keuangan ditunjukkan oleh membaiknya kinerja UMKM. Perbaikan terutama pada UMKM yang berorientasi ekspor serta dukungan Pemerintah pada sektor UMKM terutama pada segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...