IHSG Dekati Rekor Tertinggi Sejarah, Analis Ingatkan Potensi Koreksi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memecahkan rekor tertinggi sepanjang tahun ini di level 6.633 pada Jumat (15/10). Analis mengingatkan IHSG berpotensi terkoreksi pada perdagangan hari ini meski tetap adapeluang melampaui rekor tertinggi sepanjang sejarah, 6.689 pada 19 Februari 2018.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan memperkirakan IHSG hari ini naik di area resistance 6.690 dan 6.658, serta area support 6.573 dan 6.520. Secara teknikal, tren kenaikan indeksi masih cukup kuat dan menguji level resistance tertinggi sepanjang masa.
"Rentang penguatan mulai terbatas dan ada potensi koreksi. Pergerakan pada awal pekan akan dipengaruhi oleh beberapa data ekonomi yang akan dirilis di Tiongkok seperti GDP dan penjualan retail," kata Dennies dalam risetnya.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.
Dennies merekomendasikan beli untuk saham Bank CIMB Niaga (BNGA) dan tambah untuk saham Wijaya Karya (WIKA) jika sebelumnya sudah punya. Ia juga merekomendasikan tahan untuk saham Indah Kiat Pulp & Paper dan Semen Indonesia (SMGR).
Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan indeks terkoreksi support terdekat di level 6.540. Level support IHSG berada di 6.540, 6.453, dan 6.383, sedangkan level resistance ada di 6.692, 6.799, dan 6.890.
Ia pun merekomendasikan sejumlah saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Barito Pacific (BRPT), XL Axiata (EXCL), Gudang Garam (GGRM), dan Vale Indonesia (INCO).
Kinerja IHSG yang kinclong pada akhir pekan lalu sejalan dengan bursa saham global. Wall Street menghijau pada perdagangan Jumat (15/10) dengan indeks Dow Jones naik 1,1%, S&P 500 naik 0,8%, dan Nasdaq 0,5%.
Kinerja bursa saham AS ditopang oleh laporan pendapatan kuartal III perusahaan yang lebih blik dari perkiraan. Laporan keuangan Goldman Sachs berada di atas prediksi para analis.
Selain Goldman Sachs, sejumlah bank-bank besar lain telah merilis laporan keuangan pada awal pekan ini. JPMorgan, Bank of America, Morgan Stanley, dan Citigroup termasuk perusahaan-perusahaan yang kinerjanya melampaui harapan pada analis.
Bursa saham Eropa dan Asia lainnya juga menghijau pada penutupan perdagangan pekan lalu. Pan-European Stoxx 600 ditutup naik 0,7% dipimpin kenaikan saham perbankan mencapai 1,7%. Bursa saham Jepang Nikkei naik 1,81%, Hang Seng 1,48%, dan Kospi 0,88%.