Rupiah Loyo Dekati 14.200 per US$ Tertekan Kenaikan Inflasi Global

Abdul Azis Said
27 Oktober 2021, 10:06
rupiah, rupiah hari ini, kurs rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA
Rupiah pagi ini melemah bersama mayoritas mata uang Asia.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,07% di level Rp 14.163 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Rupiah diramal melanjutkan pelemahan sepanjang hari ini  di tengah kekhawatiran terhadap inflasi global yang mendorong pelemahan di pasar aset berisiko.

Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah hingga Rp 14.190 per dolar AS pada pukul 09.30 WIB. Kian loyo dari posisi penutupan kemarin Rp 14.153 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah pagi ini. Dolar Hong Kong dan yuan Cina kompak melemah 0,02% bersama dolar Singapura 0,03%, won Korea Selatan dan ringgit Malaysia 0,07%, peso FIlipina 0,09% dan bath Thailand 0,08%. Sedangkan rupee India menguat 0,17% bersama yen Jepang 0,07% dolar Taiwan 0,14%

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkiran nilai tukar rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp 14.180 per dolar AS, dengan potensi penguatan Rp 14.120. Nilai tukar tertekan oleh sentimen pelemahan aset berisiko.

"Indeks saham Asia terlihat melemah, ini memicu pelemahan nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar AS," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (27/10).

Mayoritas indeks saham Asia melemah pagi ini. Nikkei 225 Jepang melemah 0,68%, diikuti Shanghai SE Composite 0,61%, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 1,60%, begitu juga Kospi Korea Selatan 0,75%. Sementara penguatan pada indeks Nifty 50 India 0,79%, FTSE Bursa Malaysia 0,37%, Thai Set 50 Thailand 0,13%.

Indeks utama AS dan Eropa terpantau menguat pada penutupan semalam. Dow Jones Industrial menguat 0,04%, S&P 500 0,18%, Nasdaq Composite 0,06%. Di Eropa, indeks FTSE 100 Inggris menghijau 0,76%, begitu juga DAX Jerman 1,01% dan CAC 40 Perancis 0,80%.

Ariston mengatakan, tekanan di pasar saham Asia terutama dipengaruhi memburknya ekskeptasi pasar terhadap kenaikan inflasi global. Tekanan pada harga-harga yang diakibatkan oleh krisis energi dan masalah rantai pasok juga mendorong sejumlah bank sentral dunia mulai memperketat kebijakan moneternya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...