Penjualan Retail Kembali Tumbuh Oktober, Alat Rumah Tangga Tertinggi
Bank Indonesia memperkirakan penjualan retail atau eceran pada Oktober meningkat seiring melonggarnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Oktober yang diperkirakan sebesar 193 poin, tumbuh 1,8% secara bulanan.
Penjualan retail bulan lalu menunjukkan pembalikan setelah bulan sebelumnya terkontraksi 1,5% secara bulanan menjadi 189,5 poin. Seluruh kelompok pengeluaran akan berada di zona ekspansi, dengan pertumbuhan tertinggi pada penjualan perlengkapan rumah tangga lainya sebesar 10% secara bulanan.
"Responden menginformasikan peningkatan penjualan sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan didukung kelancaran distribusi di tengah pelonggaran PPKM dan kasus Covid-19 yang terkendali," demikian tertulis dalam laporan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia, Selasa (9/11).
Sekalipun semua kelompok barang berada di zona ekspansi, beberapa penjualan menunjukkan pertumbuhan yang melambat. Penjualan peralatan informasi dan komunikasi lesu, terlihat dari indeks IPR kelompok ini yang hanya tumbuh 0,4% setelah bulan sebelumnya tumbuh 1,2%. IPR untuk kelompok bahan bakar kendaraan bermotor juga melambat dari pertumbuhan 9,6% bula September menjadi 9,5% pada bulan lalu.
Penjualan di kelompok barang lainnya menguat. Indeks penjualan untuk suku cadang dan aksesori, serta kelompok makanan, minuman dan tembaku kompak tumbuh 1%. Kedua kelompok barang ini berhasil tumbuh positif setelah pada September terkontraksi masing-masing 6,3% dan 1,7%.
Indeks penjualan barang budaya dan rekreasi naik 1,1%, dari bulan sebelumnya hanya tumbuh 0,5%. IPR untuk subkelompok sandang juga menguat dari pertumbuhan 6,6% menjadi 7,3%. Serta kategori barang lainnya tumbuh 6,1% dari bulan sebelumnya hanya 0,8%.
Penjualan eceran Oktober yang diperkirakan ekspansi sejalan dengan semakin melonggarnya PPKM, yang kemudian mendorong aktivitas di luar rumah semakin ramai. Seperti diketahui, pemerintah mulai melonggarkan restriksi sejak akhir Agustus dan berlanjut sampai Oktober.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, mobilitas di tempat perdagangan ritel dan rekreasi tumbuh 4,4% pada Oktober atau lebih ramai dari kondisi normal atau pada Januari-Februari 2020.
Mobilitas di tempat belanja kebutuhan sehari-hari juga naik 24,6%, yang merupakan lonjakan tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Kemudian mobilitas di taman juga naik 2,3% setelah tiga bulan sebelumnya masih terkontraksi.
Adapun mobilitas di tempat transit dan tempat kerja masih kontraksi tetapi lebih baik dari bulan sebelumnya. Mobilitas di tempat transit terkontraksi 19,4% dan mobilitas di tempat kerja kontraksi 13,1%
BI juga melaporkan responden memperkirakan penjualan eceran akan menigkat pada Desember 2021 dan Maret 2022. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Desember sebesar 155,2 , meningkat dari perkiraan bulan sebelumnay 128,7 poin. Sedangkan Maret 2022 sebesar 141,9 poin, naik dari bulan sebelumnya 137,5.
"Responden menyampaikan bahwa peningkatan permintaan didorong HBKN Natal dan libur akhir tahun, disertai dengan program diskon sebagai salah satu strategi ritel," kata BI.
Sementara itu, peningkatan pada Maret 2022 diperkirakan sejalan dengan meningkatnya permintaan pada libur HBKN Isra Miraj dan Hari Raya Nyepi. Kedua peraayn keagamaan tersebut berlangsung berdekatan sehingga mendorong aktivitas konsumsi masyarakat.