Sri Mulyani Bakal Bahas Tekanan Inflasi Global di Forum G20

Abdul Azis Said
11 November 2021, 12:27
Sri mulyani, inflasi, G20, tekanan inflasi global, presidensi G20
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertemuan G20 akan menjadi forum bagi negara-negara ekonomi terbesar dunia untuk berdiskusi dan merespons upaya dunia untuk bisa pulih bersama.

Pemerintah akan menjadi presidensi G20 Indonesia mulai awal Desember hingga setahun ke depan. Dalam pertemuan tersebut akan dibahas sejumlah topik di bidang perekonomi, salah satunya menyangkut koordinasi global untuk mendukung pemulihan di tengah tekanan inflasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertemuan G20 akan menjadi forum bagi negara-negara ekonomi terbesar dunia untuk berdiskusi dan merespons upaya dunia untuk bisa pulih bersama. Ini untuk mendukung upaya yang sudah dilakukan semua negara menyelematkan nyawa dan ekonominya.

"Beberapa negara bahkan telah merespon dengan stimulus yang hampir 10 kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan krisis keuangan global," kata Sri Mulyani dalam acara International Conference Road To G20 Indonesia Presidency 2022, Kamis (11/11)

Ia mengatakan, semua negara telah membanjiri perekonomian dengan berbagai stimulus baik fiskal, moneter hingga kebijakan untuk menolong sektor usaha. Hasilnya kini mulai terlihat, yakni adanya pemulihan di sebagian besar negara.

Namun, pemulihan tersebut berpotensi melambat akibat kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi. Oleh karena itu, tekanan inflasi akan menjadi salah satu sorotan dalam diskusi para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dalam pertemuan G20.

"Beberapa negara telah menderita tekanan inflasi yang sangat tinggi dan itulah sebabnya mereka dipaksa untuk mengurangi stimulusnya, padahal masih berjuang dari kontraksi ekonomi, pengangguran dan kemiskinan," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan tekanan inflasi telah mendorong sejumlah negara maju bersiap untuk memulai excit policy atau menarik stimulusnya. Seperti diketahui, sejumlah bank sentral dijadwalkan memulai tapering karena tekanan inflasi yang memanas. Kondisi ini dinilai dapat memberi efek limpahan yang merugikan ke negara berkembang.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...