Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 6.000 T Didorong Pinjaman Pemerintah

Abdul Azis Said
15 November 2021, 11:08
utang luar negeri, utang pemerintah, utang
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Pertumbuhan ULN pada Juli-September lebih rendah dibandingkan kuartal kedua yang tumbuh 2%.

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia hingga akhir kuartal ketiga tahun ini mencapai US$ 423,1 miliar atau sekitar Rp 6.008 triliun, naik 3,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ULN antara lain didorong oleh utang luar negeri pemerintah yang bertambah seiring penerbitan global bonds, termasuk Sustainable Development Goals (SDG) Bond sebesar 500 juta euro.

Berdasarkan data BI,  Utang luar negeri pemerintah per akhir kuartal III mencapai US$ 205,5 miliar, tumbuh 4,1% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kuartal II sebesar 4,3%. Sementara utang swasta hanya tumbuh 0,2% secara tahunan, setelah pada periode sebelumnya mengalami kontraksi 0,3%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, kenaikan ULN pemerintah terjadi di tengah penerbitan Global Bonds, termasuk Sustainable Development Goals (SDG) Bond sebesar 500 juta Euro. Ini merupakan salah satu penerbitan SDG Bond konvensional pertama di Asia. Penerbitan SDG Bond ini menunjukkan upaya Indonesia dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG.

Erwin menilai ULN pemerintah dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel. Utang juga diutamakan mendukung belanja prioritas pemerintah, termasuk kelanjutan upaya mengakselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). ULN pemerintah dipergunkan untuk mendukungan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan alokasi 17,9% dari total ULN Pemerintah, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 17,3%, sektor jasa pendidikan 16,5%, sektor konstruksi 15,5%, dan sektor jasa keuangan dan asuransi 12,1%.

"Dari sisi risiko refinancing, posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah," ujar Erwin dalam keterangan resmi, Senin (15/11). 

Sementara itu, menurut Erwin, utang bank setral memang meningkat pada kuartal tiga dibandingkan kuartal kedua tetapi tak menimbulkan tambahan beban utang.  Posisi ULN Bank Sentral pada kuartal III 2021 meningkat sebesar US$ 6,3 miliar dibandingkan kuartal II 2021 menjadi 9,1 miliar dolar AS. 

"Initerutama dalam bentuk alokasi Special Drawing Rights (SDR)," kata Erwin .

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...