BI Pastikan Lonjakan Harga Produsen Tak Menjalar ke Inflasi Konsumen
Indeks harga produsen (IHP) mencatatkan inflasi pada kuartal III 2021 sebesar 1,8% dibandingkan kuartal kedua 2021 atau 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan lonjakan inflasi harga di tingkat produsen tak akan merembet ke inflasi indeks harga konsumen (IHK).
"Memang ada kenaikan inflasi di tingkat produski tapi belum berpengaruh terhadap kenaikan harga di tingkat konsumen," ujar Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan November, Kamis (18/11).
Perry mengatakan ada tiga indikator yang mendukung asumsinya. Pertama, ketersediaan penawaran agregat masih jauh memadai dibandingkan jumlah permintaan. Penawaran agregat merupakan ketersediaan dari sisi pasokan atau produksi nasional. Ketersediaan dinilai cukup untuk memenuhi permintaan yang mulai meningkat.
Perry mengatakan IHK terpantau masih mengalami inflasi yang rendah, baik dari sisi inflasi secara keseluruhan maupun inflasi komponen inti. IHK pada bulan lalu secara keseluruhan mencatatkan inflasi 0,12% secara bulanan dan 1,66% secara tahunan. Sementara capaian inflasi inti lebih rendah, yaitu hanya 0,07% secara bulanan dan 1,33% secara tahunan.
Kedua, stabilitas nilai tukar membantu menahan kenaikan yang signifikan pada harga-harga domestik. Perry mengatakan, nilai tukar rupiah masih stabil bahkan cenderung menguat saat terjadi booming harga komoditas global sejak beberpa bulan terakhir. Dengan demikian, kenaikan harga global tersebut tidak merembet ke dalam negeri.
Ketiga, eksepktasi inflasi masih terjaga. Perry mengatakan ekspektasi inflasi tersebut dapat dilihat dari survei ekspektasi konsumen yang dirilis BI, survei kegiatan dunia usaha yang menggambarkan inflasi di tingkat produsen, dan proyeksi para ekonom untuk mengukur inflasi di pasar keuangan.
"Keseluruhan dari tiga indikator ini menunjukan inflasi yang masih rendah," kata Perry.