Varian Omicron Kian Menyebar, Rupiah Loyo ke 14.437 per US$

Abdul Azis Said
6 Desember 2021, 10:08
rupiah, nilai tukar, varian omicorn
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi. Rupiah pagi ini melemah bersama mayoritas mata uang Asia.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,08% ke level Ro 14.431 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah tertekan di tengah masih meningkatnya kekhawatiran terhadap penyebaran varian Omicron.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke arah Rp 14.437 pada pukul 10.00 WIB, kian melemah dari posisi penutupan akhir pekan lalu Rp 14.420 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Pelemahan pada yen Jepang sebesar 0,19%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Taiwan 0,05%, won Korea Selatan 0,29%, rupee India 0,24% dan ringgit Malaysia 0,04%. Sementara dolar Singapura menguat 0,1% bersama peso Filipina 0,02%, yuan CIna 0,12% dan bath Thailand 0,09%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah di kisaran Rp 14.450 per dolar AS, dengan potensi pelemahan di level Rp 14.380. Tekanan terhadap rupiah masih dipengaruhi kekhawatir terhadap varian baru Covid-19 Omicron.

"Kekhwatiran pasar terhadap perkembangan virus Omicron masih memberikan sentimen negatif ke pasar aset berisiko pagi ini. Sebagian indeks saham Asia terlihat bergerak negatif," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (6/12).

Varian baru Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan yang kemudian menyebar di sebagian besar negara-negara di selatan Benua Afrika. Omicron kini mulai menyebar di lebih dari 20 negara di dunia, termasuk beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Kekhawatiran terhadap lonjakan Omicron sempat mereda di awal minggu lalu setelah seorang dokter di Afrika Selatan mengonfirmasi bahwa gejala Omciron cenderung lebih ringan. Namun, tekanan terhadap aset berisiko meningkat setelah kasus pertama ditemukan di California pertengahan minggu lalu. Tekanan pun makin meningkat usai sejumlah pejabat AS memperingatkan risiko dampak Omciron.

Menteri Keuangan AS memperingatkan lonjakan Omicron dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi terbesar dunia itu. Dampaknya juga akan memperburuk masalah rantai pasok sehingga mendorong inflasi bisa bertahan lebih lama.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...