Daya Beli Makin Pulih: Mal Ramai, Belanja Fesyen Meningkat

Abdul Azis Said
8 Desember 2021, 17:20
daya beli, fesyen, belanja fesyen, mal
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Ilustrasi. Porsi belanja fesyen sudah berada di level optimistis pada November setelah sempat anjlok ke 4,7% pada saat PPKM pertama kali diberlakukan pada Juli.

Pemulihan daya beli semakin kuat menuju akhir tahun seiring pandemi  yang mulai terkendali dan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kepala Mandiri Institute Yudo Wicaksono menyebut, konsumsi masyarakat mulai meningkat bukan hanya untuk kebutuhan pokok melainkan juga belanja terseir, seperti fesyen.

Yudo menyebut, konsumsi masyarakat terhadap fesyen mulai meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah pemerintah melonggarkan PPKM pada pertengahan Agustus 2021. Berdasarkan riset terbaru Mandiri Spending Index, indeks untuk belanja fesyen semakin menguat dan menyentuh 111,4 poin di pekan terakhir November. Pembacaan indeks di atas 100 menunjukkan kinerja memasuki zona optimistis.

"Dengan mulai normalisasi dan work from office, jadi kebutuhan untuk membeli fesyen ini mulai menunjukan perbaikan," kata Yudo dalam Media Briefing, Rabu (8/12).

Yudo mengatakan, fesyen menjadi salah satu dari tiga kelompok pengeluaran yang berkontribusi besar dalam belanja masyarakat. Belanja fesyen menyumbang 10,9% dari nilai belanja masyarakat pada November.

Porsi belanja fesyen sempat anjlok ke 4,7% pada saat PPKM pertama kali diberlakukan pada Juli. Yudo mengatakan, kebijakan work from home (WFH) membuat kebutuhan terhadap fesyen turun drastis. Namun, kondisinya mulai membaik pada Agustus dan berlanjut hingga November.

Jika melihat dari data dalam setahun terakhir, kontribusi belanja fesyen bahkan lebih tinggi dibandingkan pada November 2020 sebesar 10,1%, dan sudah mendekati saat Ramadhan dan Lebaran 2021 yang menyentuh 11,2%. Selain itu, kinerjanya juga sudah semakin dekat dengan level normal sebelum pandemi atau pada Januari 2020 sebesar 12,9%.

Peningkatan belanja fesyen akibat perusahaan yang mulai kembali WFO sejalan dengan data mobilitas Badan Pusat Statistik. Mobilitas masyarakat di tempat kerja pada bulan November terkontaksi 9,9% dari level sebelum pandemi. Tetapi ini merupakan kontraksi terendah sejak awal tahun ini.

Selain fesyen, belanja kebutuhan tersier lainnya yang juga meningkat yakni handphone yang menyentuh indeks 149 poin. Kenaikan yang semakin kuat setelah terkontraksi pada peruide Juli-Agustus lalu.

"Belanja terkait hiburan juga sudah menembus indeks di atas 100. Belanja entertain biasanya mengandalkan interpersonal interaction misalnya ke bioskosp. Ini menunjukan masyarakat mulai berani ke bioskop sehingga spending untuk entertain mulai naik," kata Yudo.

Adapun indeks untuk belanja kebutuhan enterteinment atau hiburan berhasil keluar dari zona kontraksi menuju 102,3 poin di akhir November lalu.

Meningkatnya belanja masyarakat untuk sejumlah kebutuhan terseir terutama fesyen dan hiburan mendorong kunjungan ke pusat perbelanjaan juga meningkat. Yudo mengatakan, ini karena sebagian besar kebutuhan tersier tersebut tersedia di pusat perbelanjaan.

"Kenaikan ke tempat belanja terutama di shopping mall. Sebelumnya memang sempat dilarang, tapi kenaikan kunjungan ke shopping mall meningkat drastis hampir dua kali lipatnya saat sudah direlaksasi," kata dia.

Angka kunjungan ke shopping mall pada pekan pertama November sebesar 83%, melompat dari 45% pada awal Agustus. Tempat belanja lainnya juga meningkat namun relatif terbatas, yakni supermarket dari 73% menjadi 78% dan tempat belanja lainnya dari 57% menjadi 71%.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...