BEI Siapkan 'Karpet Merah' IPO Unicorn, GoTo Belum Masuk Daftar

Andi M. Arief
16 Desember 2021, 07:21
GOTO, IPO, BEI, bursa efek
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
BEI telah meluncurkan indeks khusus untuk emiten-emiten di sektor teknologi, yakni IDX TECHNO.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyiapkan sejumlah aturan baru untuk menyambut perusahaan-perusahaan rintisan bervaluasi di atas US$ 1 miliar atau unicorn di bidang teknologi melantai di dalam negeri. Namun, BEI menyebut belum ada unicorn yang masuk dalam pipeline untuk menggelar IPO pada tahun depan, termasuk GoTo. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan telah memberikan dukungan agar semakin banyak perusahaan ekonomi baru atau teknologi menjadi perusahaan publik. Salah satu fasilitas yang telah disiapkan adalah indeks baru.

Advertisement

"Kami kini memiliki satu indek khusus untuk perusahaan-perusahaan teknologi, yaitu IDX TECHNO," kata Yetna dalam Bisnis Indonesia Bussiness Challange 2022, Rabu (15/12). 

Berdasarkan data Stockbit, baru ada 25 emiten yang ada dalam IDX TECHNO. Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sebesar Rp 134,63 triliun, sedangkan PT Bukalapak.com Tbk menduduki peringkat ketiga dengan kapitalisasi pasar Rp 47,2 triliun. 

BNI Sekuritas memproyeksikan, terdapat empat unicorn yang kemungkinan melantai pada 2022 dan menjadi pendorong utama indeks.  Perusahaan hasil penggabungan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan PT Tokopedia atau GoTo diproyeksikan akan melantai pada paruh pertama 2022. Disusul PT Sicepat Ekspres, PT Traveloka Indonesia, dan PT Global Tiket Network (Tiket.com). 

Total valuasi keempat unicorn ini diperkirakan mencapai US$ 36,49 miliar. Dengan melantainya keempat unicorn tersebut, BNI Sekuritas memperkirakan kontribusi indeks teknologi akan naik dari posisi 5% pada saat ini menjadi 11%. Angka itu setara dengan indeks teknologi di bursa Jepang dan Eropa Barat. 

GoTo memiliki valuasi tertinggi di antara unicorn lain yang akan melantai tahun depan atau senilai Rp 32 triliun. Sementara itu, valuasi Traveloka menduduki peringkat kedua senilai Rp 2,7 triliun, lalu Tiket.com senilai Rp 1 triliun, dan Sicepat di rentang Rp 744 miliar sampai Rp 1 triliun. 

Selain indeks baru, BEI juga telah menyiapkan perhitungan baru agar perusahaan teknologi dapat menjadi anggota indeks yang bergengsi, seperti LQ45 atau IDX30. Perhitungan ini disebut dengan fast entry

Pada umumnya, sebuah emiten hanya akan diukur berdasarkan aset nyata bersih atau net tangibel asset jika ingin masuk indeks tersebut. Bursa menyesuaikan perhitungan itu sesuai dengan karakteristik bisnis untuk perusahaan teknologi yang notabenenya masih membukukan kerugian saat melantai. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement