RI Umumkan Kasus Pertama Omicron, Rupiah Jatuh ke 14.358 per US$

Abdul Azis Said
16 Desember 2021, 12:20
omicron, varian omicron, rupiah, rupiah hari ini, dolar AS
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Rupiah sempat dibuka menguat 0,1% ke level Rp 14.332 per dolar AS pagi ini.

Kurs rupiah berbalik melemah ke 14.358 per dolar AS pada pukul 12.15 WIB setelah sempat bergerak menguat pagi ini. Rupiah melemah tak lama berselang setelah pemerintah resmi mengumumkan kasus pertama varian baru Covid-19 Omicron.

Rupiah dibuka menguat 0,1% ke level Rp 14.332 per dolar AS pagi ini. Kurs garuda masih perkasa sekalipun bank sentral AS, The Federal Reserve tadi malam mengumumkan percepatan tapering off dan kemungkinan kenaikan bunga acuan tahun depan.

Berdasarkan pemantauan data Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan hingga pukul 11.00 WIB sejak pembukaan. Nilai tukar bahkan sempat menyentuh Rp 14.314 pada pukul 10.12 WIB. Namun, rupiah mulai terus bergerak sejak pengumuman kasus pertama varian baru ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

Meski demikian, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan laporan Omicron tersebut tidak akan signifikan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Ia melihat pasar sebenarnya tidak shock sekalipun pemerintah resmi melaporkan kasus pertama ini.

"Karena memang pasar memperkirakan bahwa Omicron sudah hampir pasti masuk, sejak teridentifikasi di Malaysia dan Singapura," kata Rully kepada Katadata.co.id, Kamis (16/12).

Senada dengan Rully, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan laporan kasus Omicron tidak akan berpengaruh signifikan ke rupiah. Hal ini terlihat dari pergerakan rupiah yang tidak anjlok signifikan dari posisi pembukaan.

"Ini menunjukk bahwa pemerintah sudah menginformasikan lebih cepat dibandingkan tidak memberikan infromasi padahal kenyataannya Omicorn sudah menyebar," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id.

Ia mengatakan, kekhawatiran pasar selama ini terutama lantaran menganggap Omicron memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dari varian lainnya, sehingga berpotensi menimbulkan gelombang baru. Namun, kekhawatiran tersebut mulai mereda setelah sejumlah klaim mengatakan bahwa varian ini memiliki gejala lebih ringan. Kondisi ini yang menurut Ibrahim menjadi alasan pelemahan kemungkinan hanya akan bersifat sementara.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...