LPS Prediksi Simpanan Jumbo Tumbuh Melambat 2022, Tanda Ekonomi Pulih
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan pertumbuhan simpanan masyarakat dengan nominal lebih dari Rp 5 miliar di perbankan akan menurun pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan perbaikan ekonomi dan konsumsi yang mulai meningkat.
"Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan meningkat serta investasi yang terus berjalan membuat perusahaan akan membelanjakan uang mereka," kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam siaran pers dikutip Senin (20/12).
LPS mencatat, simpanan jumbo dengan nominal di atas Rp 5 miliar terus mencatatkan pertumbuhan paling tinggi dibandingkan kelompok simpanan dengan nominal lebih rendah. Hal ini seiring dengan aktivitas ekonomi yng masih terhambat.
"Kami perkirakan kemungkinan tren dana pihak ke tiga (DPK) yang diatas Rp 5 miliar tidak akan setinggi tahun ini," kata Purbaya.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, perlambatan pertumbuhan DPK dalam nominal besar dapat dipengaruhi dua faktor. Pertama, penurunan pendapatan nasabah. Kedua, konsumsi atau ekspansi nasabah. Ia memperkirakan perlambatan simpanan jumbo ke depan, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor konsumsi untuk nasabah individu dan ekspansi untuk nasabah korporasi.
"Sehingga akan berdampak baik ke pemulihan ekonomi tahun depan. Ini selaras dengan pertumbuahn ekonomi tahun depan bahwa ekonomi akan tumbuh lebih tingi pada tahun depan," kata Rendy kepada Katadata.co.id.
Meski demikian, ia menilai, penurunan jumlah simpanan tersebut tidak akan signifikan berpengaruh ke penyaluran kredit. Hal ini karena likuiditas perbankan masih cukup besar.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, nominal simpanan di perbankan pada Oktober 2021 mencapai Rp 7.301 triliun, naik 9,1% dari tahun lalu. Kenaikan terutama pada simpanan jumbo di atas Rp 5 miliar yang tembus Rp 3.719 triliun.
Simpanan jumbo ini mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan tier simpanan lainnya yakni 13,6% dari posisi tahun lalu dan berkontribusi 50,9% dari total simpanan di bank. Sementara simpanan teiring Rp 100 juta ke bawah hanya tumbuh 3,2% dari posisi tahun lalu menjadi Rp 947 triliun.
Adapun kelompok simpanan bernilai Rp 100 juta - Rp 200 juta tumbuh 6,5% menjadi Rp 392 triliun. Simpanan Rp 200 juta - Rp 500 juta juga naik 5,7% menjadi Rp 623 triliun.
Simpanan Rp 500 juta - Rp 1 miliar tumbuh 4,8% menjadi Rp 537 triliun. Simpanan jumbo di atas Rp 1 miliar-Rp 2 miliar naik 4,9% menjadi Rp 475 triliun. Kenaikan lebih tinggi pada simpanan Rp 2 miliar-Rp 5 miliar yang naik 5,2% menjadi Rp 609 triliun.