Kredit Perbankan Tumbuh 4,4% pada November, KPR Paling Tinggi

Abdul Azis Said
23 Desember 2021, 15:41
kredit, perbankan, rupiah
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. BI mencatat penghimpunan DPK pada bulan lalu mencapai Rp 7.064,6 triliun, atau tumbuh 10,3% secara yoy.

Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit pada November tumbuh 4,4% secara tahunan menjadi Rp 5.694,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan lalu sebesar 3%. Mayoritas jenis kredit mencatatkan pertumbuhan positif, terutama pada kredit pemilikan rumah (KPR) yang mencapai 9,3%.

"Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada November 2021 terjadi pada seluruh jenis kredit, baik Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), maupun Kredit Konsumsi (KK)," demikian tertulis  dalam laporan terbaru BI, Kamis (23/12).

Advertisement

Penyaluran kredit modal kerja (KMK) bulan lalu tercatat tumbuh 5% secara tahunan  Rp 2.549,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober sebesar 4,4%. Perbaikan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR).

Penyaluran kredit kepada industri pengolahan pada bulan lalu sebesar Rp 658,6 triliun. Ini menandakan pertumbuhan 5,1% secara yoy, melompat dari pertumbuhan 1,2% bulan sebelumnya.

"Peningkatan terutama terjadi pada KMK industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah di Sumatera Utara dan Riau," kata BI. 

Sementara penyaluran kredit kepada sektor PHR tumbuh 4,5% menjadi Rp 877,2 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 3,6%. Kinerja ini ditopang peningkatan realisasi kredit penjualan mobil di DKI Jakarta dan Jawa Timur.

BI juga mencatat, kredit investasi (KI) tumbuh  3,5% pada bulan lalu setelah terkontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,2%. Total penyaluran KI mencapai Rp 1.483,9 triliun.

Pertumbuhan ini sejalan dengan akselerasi penyaluran KI pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar Rp 238,8 triliun, tumbuh 3,5% secara tahunanKalimantan Timur.

Selain itu, penyaluran KI pada sektor industri pengolahan sebesar Rp 241 triliun atau naik 6,5% secara yoy. Ini terutama ditopang akselerasi kredit pada subsektor industri logam dasar bukan besi di Sumatera Utara dan Maluku Utara.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement