BI Ramal Inflasi Desember 0,49% karena Harga Cabai Rawit Makin Mahal
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi pada Desember sebesar 0,49% secara bulanan atau month-to-month (mtm). Inflasi terutama disumbang kenaikan harga cabai rawit yang melonjak hingga lebih dari dua kali lipat dalam sebulan terakhir.
"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu keempat bulan ini, perkembangan harga pada Desember 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,49% secara mtm," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya.
BI memperkirakan inflasi untuk keseluruhan tahun sebesar 1,79%, lebih rendah dari target BI di kisaran 2%-4%.
Erwin menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi secara bulanan pada Desember terutama komoditas cabai rawit sebesar 0,13% secara mtm. Komoditas lainnya yang juga akan inflasi antara lain minyak goreng 0,07%, daging ayam ras dan cabai merah masing-masing 0,04%, telur ayam ras dan tarif angkutan udara sebesar 0,02%, serta bawang merah, sabun detergen bubu dan semen 0,01%.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), harga cabai rawit merah melonjak 119% dalam sebulan. Harganya melompat dari bulan lalu Rp 43.300 per kg menjadi Rp 94.800 per kg pada hari ini.
Harga minyak goreng untuk semua jenis juga naik. Minyak goreng jenis curah mencatat kenaikan 3,5% dari bulan lalu menjadi Rp 17.800 per liter. Harga minyak goreng kemasan sederhana juga naik 4,6% menjadi Rp 18.400 per Kg.
Komoditas penyumbang inflasi yang juga mencatat kenaikan harga yaitu daging ayam ras sebesar 3,2% menjadi Rp 36.000 per Kg. Harga cabai merah untuk semua jenis juga naik. Cabai merah besar mencatat kenaikan harga 23,5% menjadi Rp 49.400 per Kg. Harga cabai merah keriting juga naik 26% menjadi Rp 51.300 per Kg.
Sementara itu, beberapa komoditas juga diprediksi mengalami deflasi yaitu daging sapi sebesar 0,01% secara mtm. Harga daging sapi bagian paha belakang cenderung stabil dengan kenaikan tipis 0,5% menjadi Rp 126.300 per Kg.
Jika prakiraan BI tersebut tidak meleset, inflasi bulanan pada Desember ini akan menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan lalu sebesar 0,37% secara mtm, kenaikan yang lebih tinggi setelah bulan Oktober inflasi 0,14%.
"Secara bulanan maupun tahunan, inflasi November merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers secara virtual, Rabu (1/12).
Kenaikan inflasi bulan lalu terutama didorong oleh kategori makanan, minuman dan tembaku. Kenaikan harga di kelompok ini 0,84% secara mtm, dengan andil 0,21%. Komoditas yang menjadi kontributor utama kenaikan inflasi yakni minyak goreng, telur ayam ras dan cabai merah.
Kenaikan pada harga komoditas pangan tersebut mendorong inflasi komponen harga bergejolak meroket sebesar 1,19% secara mtm dan 3,05% secara tahunan. Inflasi komponen ini memberi andil 0,20% terhadap inflasi bulan lalu.
Sedangkan inflasi komponen inti, indikator yang sering dipakai untuk mencerminkan daya beli masyarakat, sebesar 0,17% mtm dengan andil 0,11%. Inflasi tahunannya 1,44%, karena kenaikan harga emas perhiasan, sewa rumah, dan kontrak rumah.
Komponen harga yang diatur pemerintah inflasi 0,37% mtm, memberi andil 0,06%. Ini karena kenaikan tarif angkutan udara dan rokok kretek filter.