Porsi Asing di Surat Utang Pemerintah Makin Menyusut di Bawah 20%

Agustiyanti
27 Desember 2021, 16:42
surat utang, utang pemerintah, asing, modal asing, dolar
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi. Kementerian Keuangan mencatat total surat berharga negara yang diperdagangkan hingga pekan lalu mencapai Rp 4.522,98 triliun, naik 16,8% dibandingkan posisi akhir tahun lalu Rp 3.870,76 triliun.

Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan mencatat, porsi kepemilikan asing dalam surat berharga negara yang dapat diperdagangkan turun dari posisi akhir tahun lalu Rp 973,9 triliun menjadi Rp 894,99 triliun per 22 Desember 2021. Porsi kepemilikan asing pada surat utang pemerintah ini juga turun dari 25,16% menjadi 19,97%. 

DJPPR mencatat, total surat berharga negara yang diperdagangkan hingga pekan lalu mencapai Rp 4.522,98 triliun, naik 16,8% dibandingkan posisi akhir tahun lalu Rp 3.870,76 triliun. Total surat utang pemerintah ini bahkan naik hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi yang mencapai Rp 2.752,74 triliun. 

Advertisement

Penurunan porsi kepemilikan pada surat utang negara juga dicatatkan oleh perusahaan manajer investasi yang mengelola reksa dana. Jumlahnya turun dari Rp 161,32 triliun menjadi Rp 155,77 triliun, demikian pula dengan porsi kepemilikannya dari 4,17% menjadi 3,44%, 

Sementara itu, kenaikan kepemilikan SBN terjadi pada Bank Indonesia dari Rp 454,3 triliun  menjadi Rp 640,94 triliun. Porsinya juga naik dari 11,74% menjadi 14,17% dari total SBN yang diperdagangkan. 

Kepemilikan SBN oleh perbankan secara nominal juga meningkat dari Rp 1.375,57 triliun menjadi Rp 1.597,04 triliun. Namun porsinya turun dari 35,54% menjadi 35,31% dari total SBN. 

DJPPR juga mencatat kepemilikan SBN oleh perusahaan Asuransi dan dana pensiun naik dari Rp 542,82 triliun menjadi Rp 650,29 triliun. Porsi kepemilikannya ikut naik dari 14,02% menjadi 14,38%. 

Kepala Ekonom David Sumual mengatakan, modal asing banyak keluar dari instrumen surat berharga negara selama pandemi Covid-19. Belum ada potensi mengalir derasnya dana asing ke surat utang pemerintah. Selain itu, pemerintah juga kini memiliki alternatif pembiayaan dari Bank Indonesia.  

Pemerintah melanjutkan kerja sama dengan bank sentral melalui SKB III untuk membiayai pandemi hingga tahun depan. Melalui kerja sama ini, BI akan memborong surat utang pemerintah senilai Rp 215 triliun khusus untuk tahun 2021 dan Rp 224 triliun pada tahun depan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement