Ketimpangan Penduduk RI Membaik, BPS: Rasio Gini Turun ke 0,381
Ketimpangan tingkat pengeluaran antar penduduk Indonesia paling kaya dan miskin semakin menyempit. Ini tercermin dari angka rasio gino September 2021 sebesar 0,381 poin, lebih rendah dari laporan September 2020 sebesar 0,385 poin.
"Kalau mendekati 1 berarti ketimpangan semakin tinggi, sementara mendekati 0 berarti relatif tidak terjadi ketimpangan," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers daring, Senin (17/1).
Tingkat rasio gini Indonesia terus bergerak membaik, meski belum mencapai level sebelum pandemi yakni 0,380 poin pada September 2019.
Perbaikan angka rasio gini terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan. Tingkat ketimpangan di perkotaan tercatat sebesar 0,398, turun dari 0,399 pada September 2020. Demikian pula dengan tingkat ketimpangan di pedesaan yang turun dari 0,319 menjadi 0,314 poin.
Margo mengatakan, tingkat ketimpangan di perkotaan masih jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. "Hal ini karena kalau di pedesaan sumber pendapatannya relatif sama, umumnya pertanian, sehingga rasio gininya relatif lebih rendah dibandingkan perkotaan," kata dia.
Ketimpangan pengeluaran secara spasial menurun di mayoritas provinsi. Hanya terdapat sembilan provinsi mencatat kenaikan rasio gini. Penurunnya tertinggi di Maluku Utara sebesar 0,022 poin, sedangkan peningkatan rasio gini tertinggi di Sulawesi Tengah 0,10 poin.
Dengan perkembangan tersebut, tingkat ketimpangan tertinggi di DI Yogyakarta sebesar 0,436 poin. Sebaliknya, tingkat ketimpangan paling rendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,247 poin.