BI Diprediksi Akan Naikkan Bunga Acuan Tiga Kali Tahun Ini

Abdul Azis Said
21 Januari 2022, 16:43
bank indonesia, normalisasi kebijakan, bi, bunga acuan
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia mulai memperketat kebijakan dengan menempuh normalisasi likuiditas.

Bank Indonesia (BI) mulai melakukan normalisasi moneter dengan mengurangi likuiditas perbankan lewat kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap. BI diperkirakan mulai menaikkan bunga acuan pada tahun ini di tengah tekanan kebijakan bank sentral AS yang semakin hawkish.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, The Fed telah mengisyaratkan sikap yang lebih agresif merespons kenaikan inflasi di Amerika yang kini menyentuh rekor tertinggi dalam 40 tahun. Oleh karena itu, dia menilai BI perlu memastikan kebijakanya ke depan akan diarahkan untuk mendorong stabilitas di dalam negeri. 

"Kami memperkirakan bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuannya tiga kali dengan total 75 basis poin (bp) menjadi 4,25% pada tahun 2022, kemungkinan besar (kenaikan) akan dimulai pada akhir semester pertama 2022," kata Faisal dalam riset terbarunya dikutip Jumat (21/1).

Faisal mengatakan, perlunya perubahan sikap moneter yang prostabilitas juga karena sejumlah faktor domestik. Tingkat inflasi kemungkinan akan menguat, neraca transaksi berjalan yang berpotensi berbalik defisit, dan pertumbuhan kredit yang meningkat di tengah percepatan pemulihan ekonomi pada 2022.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, bunga acuan BI akan naik 50-75 bps pada tahun ini. Kenaikan pertama kemungkinan akan dilakukan pada akhir kuartal kedua atau pada awal kuartal ketiga. 

"Namun kenaikan ini masih bergantung terhadap seberapa agresif The Fed, karena kita belum tahu sikap The Fed seperti apa ke depan," kata Josua kepada Katadata.co.id.

Josua menilai, indikasi paling kuat saat ini adalah The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya hingga empat kali Namun, hal ini masih belum pasti. Kenaikan suku bunga bukan hanya bergantung terhadap seberapa tinggi inflasi, The Fed juga mencermati perkembangan risiko Omicron terhadap perekonomian Amerika.

"Dengan pengetatan moneter The Fed, dampaknya terutama akan terlihat pada nilai tukar. oleh karena itu, BI perlu mengambil sikap untuk menjaga stabilitas rupiah," kata dia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...