Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Menyusut Jadi US$ 141,3 M

Abdul Azis Said
8 Februari 2022, 11:24
cadangan devisa, utang pemerintah, utang, dolar
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Ilustrasi. Posisi cadangan devisa Indonesia bertahan di atas US$ 140 miliar dalam enam bulan terakhir.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia kembali menyusut di awal tahun ini akibat adanya pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah. Cadangan devisa berkurangan US$ 3,6 miliar menjadi US$ 141,3 miliar pada Januari 2022.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Januari 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/2).

Penurunan cadangan devisa yang terjadi di awal tahun ini lebih besar dibandingkan penurunan pada bulan sebelumnya sebesar US$ 1 miliar. Pada Desember 2021, penyusutan cadangan devisa juga dipengaruhi faktor yang sama, yakni adanya pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Sebagai informasi, data terbaru posisi utang luar negeri pemerintah sampai dengan November 2021 tercatat US$ 202,2 miliar. Utang asing tersebut turun lebih dari US$ 2 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 204,9 miliar. Penurunan pada posisi utang luar negeri tersebut tidak lepas dari adanya penyesuaian aliran modal asing di pasar surat berharga negara (SBN) sebagai imbas tapering off bank sentral Amerika (The Fed) yang meningkat di penghujung tahun lalu.

Selain karena adanya pembayaran utang pemerintah, Erwin mengatakan penurunan nilai cadangan devisa pada bulan lalu juga dipengaruhi berkurangnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia (BI). Hal ini tampaknya dilakukan sebagai antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan membaiknya aktivitas perekonomian.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa RI setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," kata Erwin.

Penurunan nilai cadangan devisa RI memang sudah terjadi sejak bulan Desember. Saat itu BI mengumumkan penurunan sebesar US$ 1 miliar akibat kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Padahal, sejak Agustus 2021 cadangan devisa RI menunjukkan tren positif.

Cadangan devisa sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah di US$ 146,9 miliar pada Seotember 2021. Sekalipun turun di Januari, posisi cadangan devisa RI masih bertahan di atas US$ 140 miliar dalam enam bulan terakhir.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...