BI Ramal The Fed Naikkan Bunga 4 Kali, Bagaimana Dampak ke Rupiah?

Agustiyanti
11 Februari 2022, 12:05
The Fed, suku bunga, suku bunga the fed, bank indonesia, rupiah, dolar AS, dolar
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga mulai bulan ini.

Bank Indonesia  memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve akan menaikkan Suku Bunga acuannya sebanyak empat kali pada tahun ini. Kebijakan The Fed akan memberikan dampak kepada Indonesia, salah satunya pada nilai tukar rupiah. 

"Kami masih mempertahankan prediksi kenaikan suku bunga The Fed hingga empat kali pada tahun ini dan akan dimulai pada Maret," ujar Perry dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (11/2). 

 

Perry mengatakan, perkiraaan tersebut berdasarkan pertimbangan atas asesmen kebijakan The Fed yang dilakukan BI. Adapun pasar memperkirakan kenaikan bunga acuan The Fed dapat mencapai lima kali pada tahun ini. 

"Maret kemungkinan naik 25 bps atau bisa saja 50 bps, kemudian Juni, dan September," kata dia. 

Ia menilai dampak dari rencakan kenaikan bunga AS sudah terlihat di pasar, yakni kenaikan umbal hasil atau yield surat berharga Amerika Serikat benchmark Treasury 10-tahun yang telah naik menuju 1,9%. Adapun tadi malam imbal hasil obligasi pemerintah AS tersebut telah menyentuh 2%, tertinggi sejak Agustus 2019 akibat data inflasi AS pada Januari yang mencapai 7,5%. 

Lantas bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?

Perry menjelaskan, kondisi ini akan memengaruhi aliran modal asing terutama ke pasar surat berharga negara. Sementara arus modal asing ke pasar saham saat ini masih meningkat.

Meski demikian, menurut Perry, kurs rupiah tetap akan terkendali. "Meski yield obligasi pemerintah AS naik, dolar AS dari waktu ke waktu justru melemah dan ini mendukung stabilitas rupiah di tengah kenaikan tensi politik," kata Perry.

Ia mengatakan, kurs rupiah secara fundamental didukung defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada tahun lalu yang terkendali pada kisaran 1,1% dan surplus neraca pembayaran yang masih besar. 

"Ini memberikan suatu assessment bahwa meski  suku bunga AS dan US treasury meningkat, dampak ke rupiah dan yield SBN relatif terkendali.  BI akan memastikan rupiah stabil mendukung stabilisas moneter dan pemulihan nasional," ujar Perry. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...