Rupiah Melemah di Awal Pekan Tertekan Potensi Perang Rusia & Ukraina
Nilai tukar rupiah melemah 0,02% ke level Rp 14.350 per dolar AS pada perdagangan awal pekan ini, Senin (14/2). Rupiah tertekan terutama oleh kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan terjadinya perang di wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak meguat dari posisi pembukaan ke posisi Rp 14.348 per dolar AS hingga pukul 09.05 WIB. Namun, posisi ini masih melemah tipis dibandingkan penutupan akhir pekan lalu Rp 14.347 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS. Rupee India melemah 0,58%, yuan Cina dan peso Filipina masing-masing 0,11%, dolar Taiwan 0,19%, won Korea Selatan 0,10%, ringgit Malaysia 0,03%, dolar Hong Kong 0,02%, dan dolar Singapura 0,01%. Sementara baht Thailand dan yen Jepang menguat 0,35% dan 0,05%.
"Hari ini rupiah kemungkinan berpotensi tertekan ke arah Rp 14.400 per dolar AS, dengan support . Dengan support di kisaran 14.330 per dolar AS," ujar Pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Senin (14/2).
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan tertekan oleh meningkatnya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Ia menjelaskan, pemerintah Amerika Serikat pada pekan lalu memberikan peringatan kepada warganya yang tinggal di Ukraina untuk segera meninggalkan negara tersebut karena potensi serangan Rusia.
Jika Rusia mengerang Ukraina, menurut dia, kemungkinan perang besar dapat terjadi karena melibat negara-negara Nato. Adapun perang akan mendorong pelemahan ekonomi global.
"Harga minyak mentah yang terus naik karena kekhawatiran terjadinya perang juga menyumbang kenaikan inflasi global. Kenaikan inflasi ini ikut meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar," kata Ariston.
Ia mengatakan, tekanan terhadap rupiah juga bertambah karena ekspektasi terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif meningkat. Ekspektasi ini didukung oleh data inflasi AS. Data inflasi konsumen AS yang dirilis pekan lalu menunjukan kenaikan yang konsisten. Kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif ini bisa mendorong penguatan dollar AS ke depan.
Sementara dari dalam negeri, menurut dia, kasus baru covid-19 yang terus naik mendekati puncak gelombang kedua tahun lalu juga memberikan tekanan ke rupiah. Kasus yang terus meningkat dapat menekan aktivitas perekonomian.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan tambahan konfirmasi positif Covid-19 pada Minggu (13/2) mencapai 44.526 kasus. Angka ini lebih rendah dibandingkan penularan pada Sabtu (12/2) yang mencapai 55.206 kasus, menjadikannya penularan harian tertinggi kedua sepanjang pandemi.
Dua provinsi mencatatkan kasus harian di atas 10.000 yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat. Adapun Banten dan Jawa Timur masing-masing mencatatkan kasus harian di atas 5.000 pasien positif. Kasus tambahan Covid-19 juga terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi Sulawesi Barat mencatatkan kasus paling sedikit yakni 13 konfirmasi positif.
Sementara itu, sebanyak 111 kematian akibat Covid-19 terjadi pada hari ini. Provinsi DKI Jakarta mendominasi kasus kematian dengan 43 orang, diikuti oleh Bali dengan 17 kasus. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kematian hari sebelumnya yang mencapai 107 kasus.