Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Pangan Efek Perang Rusia-Ukraina

Abdul Azis Said
Oleh Abdul Azis Said - Verda Nano Setiawan
2 Maret 2022, 18:44
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, rusia, ukraina, perang rusia ukraina, rusia ukraina, harga pangan
Humas Setkab/Rahmat
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, perang Rusia dan Ukraina, antara lain akan berdampak pada pasokan pupuk. Rusia merupakan importir utama pupuk Indonesia.

Perang Rusia dengan Ukraina dipastikan berdampak kepada ekonomi domestik. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, ada risiko kenaikan harga komoditas termasuk pangan akibat gangguan suplai hingga efek jangka panjang dari sanksi keuangan barat ke Rusia.

"Perang Rusia dan Ukraina ini sudah kita lihat kenaikan harga, harga kelapa sawit yang naik karena ini sangat mengganggu suplai vegetable oil yang diproduksi oleh Ukraina dan Rusia," kata Airlangga dalam sebuah diskusi panel di acara Rapim Kepolisian RI, Rabu (2/3).

Perang Rusia dan Ukraina juga mengganggu suplai energi sehingga mendorong kenaikan harga-harga. Harga minyak mentah melonjak melampaui US$ 100 dan mendekati US$ 120 per barel. Harga batu bara melonjak 40% bersama kenaikan gas alam 17%. 

"Dampak ke kita adalah ke harga pupuk karena kita impor dari Rusia dan juga terkait dengan distribusi gandum. Inilah ketergantungan kita ke dua negara tersebut," kata Airlangga.

Salah satu komoditas impor utama Indonesia dari Rusia adalah pupuk. Berdasarkan data BPS, nilai impor Indonesia dari Rusia sepanjang tahun lalu mencapai US$ 1,25 miliar. Pupuk menjadi komoditas dengan nilai impor terbesar kedua dari Rusia sebesar US$ 326,03 juta, di bawah impor ingot besi baja sebesar US$ 326,63 juta. 

Perdagangan dengan Ukraina juga akan terganggu, terutama impor gandum. Nilai impor Indonesia dari Ukraina selama periode Januari-November 2021 mencapai US$ 1,01 miliar. Nilai impor gandum dan meslin pada periode tersebut mencapai US$ 897,7 juta atau 88,61% dari total nilai impor.

Ekspor  ke kedua negara itu juga berpotensi terganggu. Beberapa komoditas ekspor utam Indonesia ke Rusia, antara lain minyak kelapa sawit, kopi, alas kaki, peralatan elektronik dan karet. Sementara ekspor ke Ukraina umumnya berupa vegetable oil. "Sehingga tentu jangka pendek kita harus memindahkan ekspor tersebut ke negara lain," kata Airlangga.

Di samping terimbas kenaikan harga dan gangguan suplai sejumlah komoditas, adanya sanksi dari Amerika dan sekutu terhadap lembaga keuangan Rusia juga akan menimbulkan efek ke ekonomi global. 

"Dalam jangka panjangnya yakni dampak akibat dibekukannya perbankan dan ekonomi Rusia oleh negara-negara barat," kata Airlangga.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...