Lelang Sukuk Pemerintah Sepi Peminat Gara-gara Perang Rusia - Ukraina
Lelang pertama Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk pertama pada Maret 2022 mencatat total penawaran yang masuk sebesar Rp 15,3 triliun atau kurang dari separuh incoming bids dalam lelang sukuk sebelumnya. Penurunan pada minat investor dalam lelang kali ini ikut terimbas perang Rusia dan Ukraina.
Direktur Pembiayaan Syariah Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina membawa perekonomian dunia dalam arah ketidakpastian, termasuk Indonesia. Harga-harga komoditas yang merangkak naik menimbulkan kekhawatiran kenaikan inflasi global dan domestik.
"Investor asing mulai beralih kepada aset-aset safe haven, sehingga terjadi outflow di negara-negara emerging market termasuk Indonesia," kata Dwi kepada Katadata.co.id, Selasa (8/3).
Di samping itu, penurunan pada jumlah incoming bids yang masuk di lelang sukuk kemarin juga masih terpengaruh sentimen pengetatan moneter The Fed. Investor disebut masih wait and see terkait hasil FOMC Meeting bulan Maret, khususnya terkait kenaikan suku bunga acuan dan respons The Fed terhadap kondisi pasar global.
Dari total penawaran yang masuk, pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp 6,2 triliun. Nilai ini juga lebih kecil dari lelang sukuk sebelumnya yang memenangkan Rp 9 triliun. "Nominal yang dimenangkan lebih kecil sesuai owner estimated yield yg sudah dibuat pemerintah," kata Dwi.
Pemerintah melepas enam seri sukuk, terdiri atas lima seri project based sukuk (PBS) dan satu Surat Perbendaharaan Syariah Negara (SPS-N) dalam lelang kemarin. Dari keenam seri tersebut, penawaran tertinggi masuk untuk seri SPNS06092022 dengan jumlah Rp 6,6 triliun.
Di seri PBS, penawaran tertinggi untuk seri PBS029 dengan penawaran sebesar Rp 2,72 triliun, disusul PBS034 sebesar Rp 2,16 triliun, seri PBS031 sebesar 1,39 triliun, PBS032 sebesar Rp 1,2 triliun serta PBS033 sebesar Rp 1,13 triliun.
Adapun yield rata-rata tertimbang (WAY) yang dimenangkan beragam mengikuti tenornya. PBS dengan tenor terpendek untuk seri SPNS06092022 dimenangkan dengan yield rata-rata 2,37%. Sementara rata-rata yield PBS031 sebesar 4,13%, PBS032 sebesar 4,99%, PBS029 sebesar 6,52%, PBS034 sebesar 6,61% dan PBS033 sebesar 6,78%.
Sukuk seri SPNS yang dilepas merupakan merupakan penawaran baru alias new issuance dengan tingkat kupon diskonto dan tanggal jatuh tempo 12 Juli 2022. Sementara lima seri PBS dilepas dengan status reopening atau penawaran ulang. Adapun untuk tingkat kupon dan tanggal jatuh temponya masing-masing sebagai berikut.
- PBS031, kupon 4% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2024
- PBS032, kupon 4,88% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2026
- PBS029, kupon 6,38% dengan tanggal jatuh tempo 15 Maret 2034
- PBS034, kupon 6,5% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2039
- PBS033, kupon 6,75% dan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2047
Menindaklanjuti hasil lelang kemarin, pemerintah akan kembali menggelar lelang sukuk tambahan atau green shoe option pada hari ini. Jadwal lelang yakni pukul 09.00 - 10.00 WIB dan tanggal setelmen pada 10 Maret. Namun, sukuk yang akan kembali diterbitkan hari ini hanya untuk lima seri PBS.