BI Tahan Bunga Acuan 3,5% di Tengah Potensi Melemahnya Ekonomi
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level terendah sepanjang 3,5% di tengah prediksi perlambatan ekonomi domestik. Bank sentral memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 4,7% hingga 5,5% menjadi 4,5% hingga 5,3%.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 18-19 April 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 days reverse repo rate sebesar 3,5%," Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers hasil Rapat Dewan Gubernur bulan April 2022, Selasa (19/4).
Suku bunga fasilitas simpanan alias deposito facility tetap 2,75%. Demikian pula dengan bunga pinjaman atau lending facility tetap 4,25%. BI telah menurunkan suku bunga acuan sejak akhir 2018 sebesar 2,5%.
Perry mengatakan, keputusan ini sejalan dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.
Ia menjelaskan, pemulihan ekonomi global diperkirakan akan terus berlanjut meski lebih rendah dari proyeksi sebelumnya dan diwarnai ketidakpastian di sektor keuangan. Perry mengatakan, berlanjutnya tekanan geopolitik Rusia dan Ukraina juga menyebabkan transaksi perdagangan melemah, harga komoditas naik, dan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Volume perdagangan dunia juga diperkirakan lebih rendah sejalan perlambatan ekonomi global dan gangguan mata pasok rantai yang masih berlangsung. Kondisi ini memberikan tekanan terhadap inflasi global.