Inflasi Harga Produsen Capai 9%, Siap-siap Harga Barang Konsumen Naik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks harga produsen (IHP) yang menggambarkan perubahan harga di tingkat produsen mencapai 9,06% secara tahunan pada kuartal I 2022. Ekonom menyebut, kenaikan tersebut baru akan ditransmisikan ke konsumen beberapa bulan mendatang sehingga inflasi di tingkat konsumen akan mencapai di atas 4% pada akhir tahun ini.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, kenaikan IHP sebetulnya sudah terjadi sejak tahun lalu tetapi belum diteruskan kepada konsumen. Hal ini karena perusahaan sebetulnya masih mempertimbangkan kondisi permintaan yang masih lemah sehingga kenaikan harga masih diserap produsen.
"Tahun ini permintaan konsumen mulai pulih, seharusnya produsen mulai meneruskannya ke konsumen," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (10/5).
Tanda-tanda bahwa produsen mulai meneruskan kenaikan harga tersebut ke konsumen menurutnya sudah terlihat dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang kini sudah menyentuh 3,47% yoy pada April.
Menurutnya, level IHP saat ini sudah sangat tinggi tetapi memang tidak semua kenaikan harga tersebut akan langsung diteruskan ke konsumen pada tahun ini. Ia memperkirakan hanya 40%-60% dari kenaikan tersebut yang akan ditransmisikan ke konsumen jika memang pemulihan permintaan domestik berlanjut.
"Karena produsen juga berhati-hati untuk pemulihan domestik, ditakutkan penjualan mereka drop kalo terlalu mendadak, selain itu kondisi buffer likuiditas korporasi juga cukup kuat," ujarnya.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat kenaikan pada biaya input kemungkinan akan mulai semakin terlihat usai Lebaran. Hal ini karena permintaan di sejumlah sektor usaha semakin menguat sehingga memberi ruang bagi produsen meneruskan kenaikan tersebut ke konsumen.
Beberapa sektor seperti perdagangan, penjualan eceran dan pertanian menurutnya sudah banyak yang mulai mentransmisikan kenaikan harga tersebut. Sektor industri kemasan bahkan sudah menaikan harga ke konsumen lebih tinggi dari biaya input seiring permintaan yang memang cukup kuat ditopang aktivitas belanja online yang meningkat.