Penyebab Krisis Sri Lanka: Kehabisan Devisa karena Salah Kelola Utang

Agustiyanti
23 Mei 2022, 14:30
sri lanka, krisis sri lanka, krisis utang sri lanka, utang sri lanka, krisis pangan sri lanka
ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/WSJ/cf
Ilustrasi. Aksi demonstrasi di Sri Lanka terjadi setiap hari di seluruh negeri, menyerukan pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa.

S. Jeeva telah menghabiskan dua hari di bawah terik matahari untuk mengantri gas rumah tangga. Guru sekolah menengah ini berdiri bersama ribuan menunggu kiriman gas yang tak kunjung tiba, di utara Ibu Kota Sri Lanka. Di sisi lain, banyak murid yang bergabung dengan aksi protes di sepanjang Galle Face Greee di Kolombo saat seharusnya mereka mengikuti Fujian nasional. 

Kondisi tersebut adalah gambaran krisis ekonomi dan politik yang sedang dihadapi Sri Lanka. Ini adalah hasil dari korupsi dan salah urus keuangan negara selama beberapa dekade yang juga telah mendorong negara itu mengalami default atau gagal bayar utang pada 19 Mei. 

Advertisement

Jeeva mengatakan, adalah hak demoratis para muridnya untuk memprotes dan menuntut pemerintahan yang lebih baik. Kehidupan sehari-hari yang telah menjadi perjuangan bagi seluruh penduduk Sri Lanka, tidak memungkinkan para siswa untuk belajar. 

“Bagaimana mereka bisa menghapal materi mereka jika mereka tidak memiliki lampu, tidak ada listrik, tidak ada bahan bakar untuk pergi ke sekolah,” ujarnya seperti dikutip dari Washington Post, Senin (23/5). 

Para siswa seharusnya memikirkan masa depan mereka dan mempersiapkan diri untuk masuk universitas, alih-alih mengkhawatirkan bagaimana negara kepulauan itu akan keluar dari tumpukan utangnya. Namun, krisis yang terjadi di Sri Lanka saat ini jauh di luar bayangan. 

Tentara bersenjata ada di jalan-jalan dan ada antrian panjang berhari-hari untuk bensin dan gas rumah tangga. Panen turun 50% karena petani tidak mampu bercocok tanam atau mereka hanya menanam cukup untuk diri mereka sendiri karena tidak ada bahan bakar untuk mengangkut apa yang mereka hasilkan.

Pendapatan negara menyusut dan inflasi meningkat di atas 30%. Para orang tua makan hanya satu kali sehari sehingga anak-anak mereka dapat makan tiga kali. Rumah sakit sangat kekurangan obat-obatan dan alat penyelamat nyawa. Para dokter bahkan memperingatkan, kondisi kekurangan obat dan peralatan medis ini dapat menyebabkan peningkatan kematian. 

Sri Lanka mengimpor lebih dari 80% pasokan medisnya. Namun dengan cadangan mata uang asing yang habis karena krisis, obat-obatan penting menghilang dari rak dan membuat sistem perawatan kesehatan di negara tersebut hampir runtuh.

Mengutip Reuters, para dokter di rumah sakit kanker Apeksha yang berada di pinggiran Kolombo terpaksa menghentikan tes dan menunda prosedur, termasuk operasi kritis. "Ini sangat buruk bagi pasien kanker. Sering kali kami merencanakan operasi, tetapi kebutuhan medis tidak tersedia," kata Dr Roshan Amaratunga. 

Kerusuhan juga terus berkembang di negara tersebut. Pengunjuk rasa memang tidak lagi membakar rumah keluarga klan Rajapaksa yang berkuasa seperti yang mereka lakukan pada 9 Mei lalu, tetapi ada demonstrasi setiap hari di seluruh negeri yang menyerukan pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa. Saudaranya, Mahinda mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 10 Mei setelah kekerasan mematikan itu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement