Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Harga Barang di Semester II
Kementerian Keuangan memperkirakan inflasi tahun ini mencapai di atas 4%, melampaui target dalam APBN 2022 sebesar 3%. Potensi kenaikan harga barang terutama perlu diwaspadai memasuki paruh kedua tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, tekanan inflasi kemungkinan akan meningkat di paruh kedua tahun ini. Ini karena adanya beberapa momentum musiman di dalam negeri, seperti tahun ajaran baru sekolah, hari raya Idul Adha, serta Natal dan tahun baru (Nataru) yang berpotensi mengerek inflasi.
"Beberapa faktor musiman tersebut harus kami waspada. Kami harap kondisi dunia juga tidak semakin memburuk terkait geopolitik," kata Sri Mulyani usai Rapat Kerja dengan DPD R, Selasa (7/6).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu memperkirakan inflasi akan meningkat pada tahun ini, bahkan di atas proyeksi Bank Indonesia di rentang 2% hingga 4%. "Kami akan jaga agar masih di kisaran 4%," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu kepada wartawan di Kompleks DPR.
Meski ada peluang inflasi menanjak, ia memastikan tekanannya tidak akan seberat negara lain yang inflasinya bahkan mencapai puluhan persen.
Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini melampaui target maksimal 4% karena kenaikan sejumlah harga barang yang diatur pemerintah, seperti energi dan pangan. Meski demikian, inflasi diperkirakan melanda pada tahun depan dan kembali turun di bawah 4%.
"Perkiraan kami memang pada akhir tahun ini, inflasi sedikit di atas sasaran yaitu 4,2% terutama karena dampak dari kenaikan administrasi prices dan harga pangan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (31/5)
Namun, Perry optimistis inflasi akan kembali terkendali ke sasaran 2%-4% pada tahun depan. Hal ini seiring koordinasi antara pemerintah dan bank sentral yang semakin baik, penguatan tim pengendali inflasi pusat dan daerah (TPIP dan TPID), serta respon kebijakan moneter.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei ebesar 0,4% secara bulanan, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang nyaris menyentuh 1%. Meski demikian, secara tahunan, inflasi Mei naik ke 2,56% dari bulan sebelumnya masih di bawah 2,5%.