Bunga The Fed Diramal Naik 75 Bps, Rupiah Jeblok ke Rp 14.763/US$

Abdul Azis Said
14 Juni 2022, 09:42
rupiah, rupiah hari ini, the fed
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Ilustrasi. Analis memperkirakan rupiah kembali melemah hari ini mencapai level Rp 14.730 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 14.630 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 74 poin ke level Rp 14.756 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah terimbas ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menaikkan bunga acuannya lebih agresif dari sebelumnya sebesar 75 basis poin (bps).

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 14.746 pada pukul 09.38 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di level Rp 14.682 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS pagi ini. Won Korea Selatan melemah 0,56% disusul rupee India 0,25%, wolar Taiwan 0,14%, baht Thailand 0,17% dab ringgit Malaysia 0,15%. Sebaliknya, yen Jepang dan yuan Cina kompak menguat 0,03% bersama dolar SIngapura 0,13%, sedangkan dolar Hong Kong dan peso Filipina stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah kembali melemah hari ini mencapai level Rp 14.730 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 14.630 per dolar AS. Pasar kini menanti pertemuan pembuat kebijakan The Fed dua hari ke depan yang diramal kembali mengumumkan kenaikan bunga.

"Dari survei terbaru yang dirilis oleh FedWatch Tool dari CME Group menunjukkan bahwa pasar berekspektasi the Fed akan menaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps," kata Ariston, Selasa (14/6).

Ekspektasi kenaikan bunga The Fed tersebut lebih besar dari perkirakan sebelumnya bahwa bank sentral utama dunia itu akan menaikan 50 bps. The Fed sudah menaikkan bunga acuannya pada dua pertemuan sebelumnya sebesar 75 bps sehingga levelnya saat ini di 1%.

Ariston mengatakan, ekspektasi kenaikan bunga The Fed yang lebih agresif tersebut dipicu oleh rilis data inflasi AS bulan Mei yang kembali menunjukkan kenaikan. Inflasi tercatat sebesar 8,6% YOY, tertinggi sejak Desember 1981.

Harga aset-aset berisiko rontok karena pasar mengantisipasi kenaikan bunga The Fed pekan ini. Indeks saham utama Wall Street kompak anjlok pada penutupan perdagangan kemarin. Dow Jones Industrial Average melemah 2,8% bersama S&P 500 yang amblas 3,9% dan Nasdaq Composite sebesar 4,7%.

Di Asia, indeks saham juga berguguran pada pagi ini. Nikkei 225 Jepang melemah 2,2% bersama Shanghai SE Composite 0,7%, Hang Seng Hong Kong 0,1% , Kospi Korea Selatan 1,4% dan Nifty 50 India 2,6%. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok 0,8% pagi ini.

Senada dengan Ariston, analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah diperkirakan masih akan tertekan oleh penguatan dolar AS di tengah sentimen risk off di bursa global. Pasar mengantisipasi sikap the Fed yang akan lebih hawkish pada pertemuan pekan ini. Namun, ada kabar baik dari domestik.

"Dari sisi domestik, surplus perdagangan yang akan dirilis pekan ini akan sedikit menahan rupiah dari perlemahan yg lebih besar," kata Lukman kepada Katadata.co.id.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...