Penerimaan Pajak Akan Lampaui Target, Defisit APBN 2022 Turun ke 3,9%

Kementerian Keuangan memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini menyusut menjadi 3,92% Produk Domestik Bruto (PDB), turun nyaris 1% dari target awal 4,85%. Kinerja moncer ini, antara lain ditopang penerimaan pajak yang akan kembali melampaui target seperti tahun lalu.
Pemerintah sebelumnya menargetkan defisit APBN tahun ini sebesar Rp 868 triliun atau 4,85% dari PDB. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani pada bulan lalu memperkirakan defisit bisa turun menjadi 4,5% PDB karena tingginya harga komoditas yang diperkirakan mengerek pendapatan negara Rp 420 triliun.
Adapun dalam outlook terbaru, pendapatan negara diprediksi lebih moncer lagi sehingga defisit hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya mencapai Rp 732,2 triliun atau 3,92% PDB.
"Defisit yang sangat turun, berarti APBN relatif lebih sehat dan kuat. Ini sesuai strategi menghadapi kondisi yang volatile terutama di sektor keuangan dengan inflasi global dan kenaikan suku bunga," kata dia dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jumat (1/7).
Penerimaan pajak tahun ini juga diperkirakan tumbuh 25,8% mencapai Rp 1.608,1 triliun atau 108,3% dari target. Pertumbuhan paling tinggi dibandingkan komponen penerimaan negara lainnya dan melanjutnya kinerja moncer tahun lalu.
Penerimaan kepabeanan dan cukai tahun ini diramal mencapai Rp 316,8 triliun, atau tumbuh 17,7% dari tahun lalu. Penerimaan ini juga akan melampaui target sebesar 105,9%. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan sebesar Rp 510,9 triliun atau tumbuh 11,4% dari tahun lalu.