Rupiah Perkasa di Bawah 15.000/US$ Meski Sentimen Resesi Menguat

Abdul Azis Said
7 Juli 2022, 10:05
rupiah, rupiah hari ini, rupiah menguat, dolar as
ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja/wsj/foc.
Ilustrasi. Kurs rupiah semakin menguat ke Rp 14.978 pada pukul 09.56 WIB, menjauhi penutupan kemarin Rp 14.999 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 12 poin ke level Rp 14.987 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Rupiah menguat sekalipun diterpa sentimen negatif dari potensi kenaikan agresif bunga The Fed yang dapat memicu resesi.

Mengutip Bloomberg, rupiah semakin menguat ke Rp 14.978 pada pukul 09.56 WIB, menjauhi penutupan kemarin Rp 14.999 per dolar AS.

Mata uang Asia lainya bergerak bergaris pagi ini. Penguatan juga dialami yen Jepang 0,2% bersama dolar Singapura 0,11%, dolar Taiwan 0,08%, won Korsel 0,1%, dan rupe India 0,09%. Sebaliknya, dolar Hong Kong terkoreksi 0,01% bersama peso Filipina 0,26%, yuan Cina dan baht Thailand 0,02% dan ringgit Malaysia 0,06%.

Meski demikian, Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan kembali melemah pada perdagangan hari ini usai rilis notulen rapat pembuat kebijakan The Fed (FOMC) semalam. Kurs garuda diramal bergerak di rentang Rp 14.925-Rp 15.050 per dolar AS.

"The Fed dalam risalah pertemuan kembali menegaskan komitmen untuk menurunkan inflasi dan memberi sinyal kenaikan suku bunga besar 50-75 bps pada pertemuan FOMC berikutnya," kata Lukman, Kamis (7/7).

Sebagaimana termuat dalam notulen rapat tersebut, pejabat The Fed pada pertemuan Juni menekankan perlunya memerangi inflasi bahkan jika itu berarti memperlambat ekonomi yang sudah muncul di ambang resesi. Kenaikan bunga 50-75 akan diambil dalam pertemuan 26-27 bulan ini.

The Fed sudah menaikkan bunga acuannya 75 bps pada pertemuan bulan lalu, langkah yang tidak pernah dilakukan The Fed sejak 1994. Pejabat akan terus melakukan langkah agresif untuk mencapai target inflasi turun ke 2%. seperti diketahui, inflasi AS pada Mei 2022 capai 8,6% , rekor tertinggi dalam empat dekade.

Dari dalam negeri, Lukman menyebut pasar kini menantikan rilis cadangan devisa bulan Juni yang diperkirakan kembali turun. Penurunan ini di tengah usaha BI menjaga stabilitas rupiah, menyusul tren penurunan cadangan devisa banyak negara lain dalam setahun terakhir.

Selain itu, pasar terus memantau perkembangan pandemi di dalam negeri. "Tentu saja kasus kovid yang kembali naik tinggi (memberi sentimen ke rupiah), walau PPKM level 2 di Jakarta batal diberlakukan," kata dia.

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 14.973-Rp 15.055 per dolar AS. Selain tertekan sentimen The Fed, pasar juga akan mengantisipasi rilis data ketenagakerjaan AS akhir minggu ini.

"Capital outflow yang berlanjut juga masih menjadi sentimen negatif bagi rupiah," kata dia dalam risetnya.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...