Bahaya Kripto: Bisa Bantu Terorisme hingga Ganggu Stabilitas Keuangan

Abdul Azis Said
12 Juli 2022, 13:51
Ilustrasi Bitcoin, kripto, mata uang kripto, stabilitas keuangan
Unsplash/Aleksi Raisa
Ilustrasi Bitcoin. Aset kripto dapat dimanfaatkan untuk tujuan berbahaya seperti menghindari kontrol pencucian uang, pembiayaan terorisme, hingga penghindaran pajak.

Bank sentral di banyak negara dunia mulai menyusun konsep mata uang digitalnya masing-masing merespons meningkatnya akseptasi aset kripto dan risikonya terhadap sistem keuangan. Keberadaan Bitcoin dan kawan-kawannya ini disebut dapat dimanfaatkan untuk membantu pembiayaan kejahatan hingga menganggu stabilitas keuangan. 

"Pengembangan aset kripto, seperti perdagangan di metaverse mungkin dapat memengaruhi efektivitas kebijakan bank sentral dan risiko stabilitas keuangan, mata uang bayangan (shadow currency) atau potensi shadow central banking," katya Deputi Gubernur BI Doni Primanto Juwono dalam acara side event G20 Indonesia Jalur Keuangan, Selasa (12/7).

Aset kripto juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan berbahaya seperti menghindari kontrol pencucian uang, pembiayaan terorisme, hingga penghindaran pajak. Oleh karena pertimbangan inilah, menurut dia, banyak bank sentral dunia saat ini yang mulai mengembangkan mata uang digitalnya masing-masing.

Kepala Sekretariat untuk Committee on Payments and Market Infrastructure (CPMI) Tara Rice menyebut, kripto berisiko terutama karena aset ini sangat volatile. Ia menyebut Bitcoin telah kehilangan nilainya hingga 70% sejak November dan menciptakan kerugian besar bagi investor.

"Sejarah telah mengajarkan kita bahwa ada aset spekulatif yang berisiko, dan teknologi itu tidak benar-benar mengubah risiko aset tersebut. Dan itulah yang sedang kita lihat sekarang," kata Tara dalam acara yang sama dengan Doni.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...