Utang Kartu Kredit Orang Amerika Naik Rp 690 T dalam 3 Bulan
Orang-orang Amerika Serikat menumpuk utang kartu kredit mereka untuk mengimbangi tingginya biaya hidup. The Federal Reserve New York mencatat, utang rumah tangga AS telah melampaui US$ 16 triliun atau Rp 240 kuadriliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$) untuk pertama kalinya pada kuartal kedua tahun ini.
The Fed menyebut saldo kartu kredit meningkat US$ 46 miliar atau sekitar Rp 690 triliun selama April-Juni 2022. Sepanjang tahun lalu, utang kartu kredit telah bertambah US$ 100 miliar atau 13% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Kartu kredit biasanya membebankan suku bunga tinggi saat tagihan tak dibayar lunas ketika jatuh tempo. Salah satu jenis utang perbankan yang memiliki biaya mahal. Kanaikan utang kartu kredit ini bahkan terjadi di tengah biaya pinjaman yang semakin mahal karena The Fed telah menaikkan bunga acuannya secara agresif.
The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar tiga perempat poin persentase minggu lalu, menyusul kenaikan yang sama pada Juni. Sepanjang tahun ini, The Fed telah menaikkan bunga sebesar 2,25%.
The Fed New York mengatakan, peningtakan utang kartu kredit ini mencerminkan dampak dari inflasi atau kenaikan harga yang mencapai level tertinggi dalam empat dekade terakhir.
"Dampak inflasi terlihat jelas dalam volume pinjaman yang tinggi," kata peneliti The Fed New York dikutip dari CNN, Rabu (3/8).
Data The Fed juga menunjukkan bahwa tidak hanya saldo kartu kredit yang meningkat, orang Amerika membuka 233 juta rekening kartu kredit baru selama kuartal kedua, terbesar sejak 2008.