Pemerintah Minta BI Tidak Buru-buru Naikkan Suku Bunga, Ini Alasannya

Pemerintah berharap Bank Indonesia (BI) tidak buru-buru mengerek suku bunga acuan yang saat ini berada di level terendah sepanjang sejarah sebesar 3,5%. Bank Indonesia telah mempertahankan suku bunga rendah selama 16 bulan beruntun meski bank sentral lainnya sudah mulai meninggalkan era bunga murah.
Menteri Koordinator Bidang perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, BI tidak perlu buru-buru mengerek bunga karena inflasi inti memang masih rendah di 2,86% secara tahunan pada bulan lalu. Inflasi komponen inti masih rendah sekalipun headline inflasi sudah mendekati 5%.
"Ekonomi ini masih pemulihan, jadi kami harap tidak perlu buru-buru (menaikkan bunga)," kata Airlangga dalam diskusi dengan wartawan di Jakarta, Jumat (5/8).
Di sisi lain, kondisi perbankan juga masih solid dan mumpuni terus mendorong kredit. Pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat 9,13% pada Juni serta pertumbuhan kredit yang masih terus berlanjut.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir melihat BI perlu hati-hati melihat kondisi inflasi terkini sebelum mengerek bunga. Pasalnya, kenaikan suku bunga disiapkan sebagai senjata untuk merespon kenaikan inflasi yang berasal dari sisi permintaan.
Ia menyebut inflasi inti saat ini masih rendah di 2,86%. Level tersebut bahkan belum mencapai titik tengah target inflasi BI pada tahun ini. Adapun inflasi secara keseluruhan yang terjadi saat ini lebih disebabkan dari sisi suplai, terlihat dari inflasi harga pangan bergejolak yang sudah melampaui 11%.