Ekonomi Cina Suram, Angka Pengangguran Muda Cetak Rekor Tertinggi
Ekonomi Cina menunjukkan tanda-tanda yang semakin suram. Kinerja konsumsi dan manufaktur di ekonomi terbesar kedua dunia ini turun pada Juli. Tingkat pengangguran kaum muda bahkan mencetak rekor tertinggi.
Indikator perekonomian yang memburuk ini terjadi di tengah ambruknya sektor properti dan pembatasan ketat yang dilakukan pemerintah Cina untuk mengontrol Covid-19. Mengutip CNBC, Biro Statistik Nasional Cina mencatat penjualan ritel tumbuh 2,7% pada Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini lebih rendah dari perkiraan dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan pertumbuhan 5%.
Penurunan penjualan ritel, antara lain terjadi pada kategori katering, furnitur, dan terkait konstruksi. Penjualan mobil, salah satu kategori terbesar berdasarkan nominalnya naik 9,7%. Kategori emas, perak dan perhiasan mengalami kenaikan penjualan terbesar, naik sebesar 22,1%. Penjualan online barang fisik naik 10% secara tahunan, lebih cepat dibandingkan Juni.
Produksi industri naik 3,8%, juga meleset dari ekspektasi untuk pertumbuhan 4,6% dan turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 3,9%.
Investasi aset tetap untuk tujuh bulan pertama tahun ini naik 5,7% dari tahun lalu, meleset dari ekspektasi sebesar 6,2%. Investasi di sektor real estate anjlok, sedangkan investasi ke sektor manufaktur tumbuh melambat. Di sisi lain, investasi ke sektor infrastruktur naik pada kecepatan yang sedikit lebih cepat di pada Juli daripada Juni. Data investasi aset tetap hanya dirilis secara year to date.
“Tahun ini, pasar properti secara keseluruhan telah menunjukkan tren penurunan,” ujar Juru Bicara Biro Statistik Nasional Fu Linghui, seperti dikutip dari CNBC.
Ia menjelaskan, investasi real estate menurun dan kemungkinan berdampak pada konsumsi terkait," katanya.
Adapun tingkat pengangguran secara keseluruhan di kota-kota turun menjadi 5,4% pada Juli, tetapi tingkat pengangguran kaum muda tetap tinggi. Tingkat pengangguran di kalangan pemuda Cina berusia 16 hingga 24 tahun adalah 19,9%. Ini adalah rekor tertinggi, menurut data Wind sejak 2018.
Fu mengaitkan tingginya tingkat pengangguran kaum muda dengan dampak Covid pada operasi bisnis dan kemampuan mereka untuk merekrut pegawai. Secara khusus, dia mencatat bagaimana sektor jasa, di mana kaum muda biasanya menyumbang lebih banyak pekerjaan, pulih agak lambat. Ia juga menunjuk pada preferensi kaum muda saat ini oadapekerjaan yang lebih stabil.
Pekerjaan yang stabil di Cina biasanya mencakup pekerjaan di perusahaan milik negara daripada posisi di perusahaan baru atau perusahaan kecil.
Biro Statistik Nasional Cina menyebut ekonomi secara nasional mempertahankan momentum pemulihan Namun, mereka memperingatkan dampak "risiko stagflasi" global yang meningkat dan mengatakan fondasi untuk pemulihan ekonomi domestik belum dikonsolidasikan.
Prakiraan analis untuk Juli diproyeksikan menunjukkan kenaikan dalam aktivitas ekonomi dari Juni, karena Cina menempatkan penguncian terkait Covid-19 tahun ini di belakangnya, terutama di kota metropolitan Shanghai.
Ekspor tetap kuat bulan lalu, melonjak sebesar 18% secara tahunan dalam dolar AS meskipun ada kekhawatiran penurunan permintaan global. Sementara impor hanya tumbuh 2,3% pada Juli dibandingkan tahun sebelumnya.
Sektor real estat besar Cina telah mendapat tekanan baru musim panas ini. Banyak pembeli rumah menghentikan pembayaran hipotek mereka untuk memprotes keterlambatan pengembang dalam membangun rumah, yang biasanya dijual sebelum selesai di Cina.
Penurunan kepercayaan menempatkan penjualan masa depan pengembang dan sumber penting arus kas dalam risiko.
Juru bicara Biro Statistik Nasional Cina Fu Linghui menggambarkan terjadinya penundaan konstruksi secara khusus di beberapa daerah. Dia mengatakan, pasar real estat sedang kembali membangun fondasi dasar dan dampaknya terhadap ekonomi akan secara bertahap membaik.
Fu juga mengatakan. permintaan konsumen yang terpendam akan kembali meningkat begitu Covid terkendali.
Potensi wabah Covid-19 yang meningkat menjadi sentimen lain yang dapat tetap menghambat perekonomian. Lonjakan infeksi di tujuan wisata, terutama provinsi pulau Hainan, membuat puluhan ribu wisatawan terdampar bulan ini.
Kondisi yang terjadi di beberapa daerahmencerminkan kesenjangan yang besar antara target ekonomi yang ditetapkan di awal tahun dan realitas. Hainan telah menetapkan target PDB sebesar 9%, tetapi hanya mampu tumbuh sebesar 1,6% dalam enam bulan pertama.
Di tingkat nasional, PDB Cina tumbuh hanya 2,5% pada paruh pertama tahun ini, jauh di bawah target setahun penuh sekitar 5,5% yang ditetapkan pada Maret.
Fu mengatakan, ekonomi Cina masih akan menghadapi banyak risiko dan tantangan untuk mempertahankan pemulihannya dan mempertahankan target dalam kisaran wajar.
Para pejabat tinggi Cina mengindikasikan pada pertemuan akhir Juli lalu bahwa negaranya kemungkinan tak akan mencapai target PDB untuk tahun ini. Namun, pertemuan itu tidak memberi sinyal stimulus skala besar yang akan datang, tetapi memberikan catatan pentingnya menstabilkan harga.
Indeks harga konsumen negara itu mencapai level tertinggi dua tahun pada Juli karena harga daging babi kembali meningkat. Sementara itu, Bank Sentral Cina atau People's Bank of China secara tak terduga memangkas suku bunga pada pekan ini.