Inflasi di Eropa Capai 9,1%, Harga Makanan dan Energi Makin Mahal
Inflasi di Eropa kembali mencatatkan rekor tertinggi Pada Agustus mencapai 9,1%. Harga energi masih menjadi pendorong utama melonjaknya indeks harga konsumen.
Data inflasi tersebut berada di atas perkiraan para ekonom yang disurvei Reuters sebesar 9%. Ini adalah rekor kesembilan berturut-turut inflasi di kawasan ini, dengan kenaikan sejakNovember 2021. Inflasi utama di zona Euro mencapai 8,9% secara tahunan pada Juli.
Energi memiliki tingkat inflasi tahunan tertinggi di level 38,3%, Eurostat mengatakan inflasi ini turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 39,6%. Makanan, alkohol, dan tembakau naik 10,6% dibandingkan dengan 9,8% pada Juli, dengan efek langsung dari gelombang panas baru-baru ini di seluruh benua yang berkontribusi terhadap peningkatan.
Barang industri nonenergi, seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan mobil naik 5% dibandingkan tahun lalu, naik 0,5 poin persentase pada bulan lalu. Sementara inflasi jasa 3,8% secara tahunan, naik 0,1% dibandingkan Juli.
Inflasi Prancis dan Spanyol
Meski inflasi di zona Euro meningkat secara keseluruhan, tingkat inflasi Prancis turun menjadi 6,5% pada Agustus, turun dari 6,8% pada Juli. Angka tersebut lebih rendah dari ekspektasi ekonom yang disurvei oleh Reuters sebesar 6,7%.
Spanyol juga merilis angka inflasi yang melambat untuk Agustus, pada 10,3% secara tahunan dibandingkan dengan 10,7% pada Juli.
Sementara itu, ekonomi terbesar di kawasan itu, Jerman mencatatkan inflasi tertinggi dalam hampir setengah abad di 8,8% secara tahunan pada Agustus.
Estonia saat ini memiliki tingkat inflasi tertinggi di zona euro sebesar 25,2%, diikuti oleh Lithuania (21,1%) dan Latvia (20,8%). Malta dan Finlandia mengikuti Prancis dengan tingkat inflasi terendah, masing-masing sebesar 7,1% dan 7,6%
Inflasi Eropa terus mencapai rekor baru tepat saat Bank Sentral Eropa mempertimbangkan kenaikan suku bunga besar lainnya untuk bulan depan.
ECB menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi nol pada 21 Juli, kenaikan suku bunga pertama dalam 11 tahun. Kenaikan serupa atau lebih besar saat ini diharapkan pada 8 September.
“Beberapa anggota cenderung memperkirakan kenaikan suku bunga 75 bps. Meskipun perlambatan ekonomi yang hampir pasti akan kita alami, bank sentral tidak akan berhenti di jalur pendakian mereka," ujar ahli strategi makro global di RBC Capital Markets Peter Schaffrik mengatakan kepada “Squawk Box Europe” CNBC pada Rabu (31/8).
Kepala Ekonom di S&P Global Market Intelligence Kenneth Wattret mengatakan kepada CNBC "Street Signs Europe" melihat prospek ekonomi Eropa cukup suram dan menuju resesi.
“Pertanyaannya hanya seberapa dalam dan berapa lama itu akan bertahan. ECB memiliki beberapa hal yang harus dilakukan," katanya.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan kepada Charlotte Reed dari CNBC pada Selasa bahwa inflasi adalah fokus utama bagi negara-negara Eropa dalam jangka pendek.
“Tantangan utama yang harus kita semua hadapi untuk minggu-minggu ke depan dan bulan-bulan berikutnya, adalah untuk mengurangi tingkat inflasi di mana-mana di Eropa,” kata Le Maire.