Cadangan Devisa Stabil pada Agustus Meski BI Gencar Intervensi Rupiah
Bank Indonesia mencatat cadangan devisa stabil pada bulan lalu di level US$ 132,2 miliar, posisi yang sama dengan bulan sebelumnya. Cadangan devisa tetap stabil sekalipun bank sentral gencar melakukan intervensi guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Perkembangan posisi cadangan devisa pada Agustus 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, di tengah kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah akibat masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Dirktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Rabu (6/9).
Erwin mengatakan, posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ia memperkirakan kondisi cadangan devisa ke depan masih akan tetap memadai. Hal ini didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga seiring berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Komisi XI akhir pekan lalu menyebut, pihaknya bersama pemerintah akan kembali memberlakukan sanksi terkait devisa hasil ekspor (DHE). Para eksportir yang tidak menempatkan devisanya ke rekening khusus di dalam negeri akan diberi sanksi. Aturan ini sempat tertunda karena pandemi. Namun, implementasinya bakal dilanjutkan untuk menarik devisa dan memperkuat nilai tukar.
Cadangan devisa terus tekoreksi beberapa bulan terakhir. Pada juli, cadangan devisa turun US$ 3,2 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan cadangan devisa hingga akhir tahun ini akan relatif stabil dalam kisaran US$ 130 miliar hingga US$ 140 miliar. Kondisi cadangan devisa yang stabil ini seiring perkiraan surplus pada neraca perdagangan yang masih akan terjadi pada tahun ini meski lebih kecil dibandingkan tahun lalu.
“Kami juga melihat ada beberapa risiko yang masih akan mempengaruhi aliran modal asing masuk, di antaranya percepatan normalisasi global," ujarnya.