Pendapatan Negara Tembus Rp 1.700 T per Agustus, APBN Surplus Besar
Kementerian Keuangan melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir bulan lalu kembali mencetak surplus sebesar Rp 107,4 triliun, menandai surplus selama delapan bulan berturut-turut. Realisasi pendapatan negara tumbuh hingga dua digit melampaui realisasi belanja negara yang mulai meningkat.
Adapun surplus hingga Agustus setara dengan 0,58% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Realisasi ini juga lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 106,1 triliun maupun dibandingkan Agustus 2021 yang justru defisit dalam hingga Rp 383,1 triliun.
Kementerian Keuangan juga mencatat, surplus keseimbangan primer juga meningkat dari Rp 316,1 triliun pada Juli menjadi Rp 342,1 triliun pada bulan lalu. Realisasi keseimbangan primer ini menunjukkan kenaikan empat kali lipat dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja moncer APBN hingga bulan lalu terjadi berkat realisasi pendapatan negara yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan belanja. Selama delapan bulan, pemerintah sudah mengumpulkan pendapatan negara mencapai Rp 1.764,4 triliun, tumbuh 49,8% dibandingkan tahun lalu.
"Pertumbuhan masih cukup stabil dari pajak, bea cukai dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dibandingkan bulan sebelumnya," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara daring, Senin (26/9).
Ia mencatat, pertumbuhan yang masih kuat pada pendapatan negara itu merupakan dampak dari harga komoditas dan pemulihan ekonomi yang terjaga. Meski demikian, Sri Mulyani mengingatkan, trennya kemungkinan akan melambat ke depan.
Penerimaan pajak hingga Agustus 2022 mencapai Rp 1.171,8 triliun atau tumbuh 58,1% dari tahun lalu. Penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat tumbuh 30,5% menjadi Rp 206,2 triliun, sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tumbuh 38,9% menjadi Rp 386 triliun.