The Fed Berpotensi Masih Agresif Menaikkan Suku Bunga

Agustiyanti
13 Oktober 2022, 06:38
gedung the Fed, the fed, suku bunga, suku bunga the fed
federalreserve.gov
Ilustrasi. The Fed telah menaikkan bunga acuan mencapai 300 bps sepanjang tahun ini.

Para pejabat Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve sepakat bahwa mereka perlu menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih ketat  dan mempertahankannya untuk beberapa waktu demi memangkas inflasi yang tinggi dan meluas. Hal tersebut termuat dalam dokumen risalah pertemuan The Fed pada 20-21 September 2022 menunjukkan kemungkinan langkah bank sentral yang masih akan agresif menaikkan suku bunga. 

Mengutip Reuters, dokumen risalah yang dirilis Rabu (12/10) tersebut menunjukkan bahwa anyak pejabat yang menekankan biaya karena mengambil tindakan yang terlalu sedikit untuk menurunkan inflasi kemungkinan akan lebih besar daripada jika merekal terlalu banyak bertindak. Banyak dari mereka juga menekankan pentingnya tetap berada di jalur melawan inflasi, bahkan ketika pasar tenaga kerja sudah terlihat melambat. 

Pada pertemuan bulan lalu, The Fed menaikkan suku bunga tiga perempat poin persentase untuk ketiga kalinya berturut-turut dalam upaya untuk mendorong inflasi turun dari level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Ketua The Fed Jerome Powell setelah itu menyatakan bahwa mereka masih akan terus menaikkan suku bunga hingga inflasi terkendali. 

Risalah ini juga berisi petunjuk penurunan laju pengetatan moneter di masa depan. Beberapa pembuat kebijakan mengatakan akan penting untuk "mengkalibrasi" laju kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk mengurangi risiko efek buruk yang signifikan pada ekonomi.

"Tidak ada hal yang berbeda dalam risalah dari pandangan sebelumnya, The Fed masih berpeluang menaikkan suku bunga 75 bps bulan depan dan 50 bps pada Desember," ujar  Gregory Daco, kepala ekonom di EY-Parthenon dalam risetnya.

Meski demikian, menurut dia,  risalah menunjukkan ada keinginan yang semakin terlihat untuk mengurangi laju kenaikan suku bunga. Ini terkait dengan konteks meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global di tengah pengetatan kebijakan moneter yang disinkronkan secara global, tetapi tidak terkoordinasi.

Sejak pertemuan bulan lalu, para pembuat kebijakan bersatu dalam menekankan kebutuhan mendesak untk mengatasi inflasi yang dikhawatirkan berisiko mengakar. Sikap tersebut muncul meski mereka menyadari pengetatan kebijakan agresif mengakibatkan pengangguran yang lebih tinggi.

"Beberapa pembuat kebijakan menggarisbawahi perlunya mempertahankan sikap membatasi selama diperlukan, dengan beberapa peserta menekankan bahwa pengalaman historis menunjukkan bahaya berakhirnya periode kebijakan moneter ketat yang dirancang untuk menurunkan inflasi secara prematur," kata risalah tersebut. 

Di sisi lain, risalah ini juga mencatat terdapat beberapa pejabat yang melihat kebutuhan untuk menaikkan suku bunga secara agresif mereda. Hal ini menunjukkan sisi lain kekhawatiran pejabat The Fed bahwa upaya untuk membawa inflasi AS kembali ke kisaran 2% telah memangkas perekonomian lebih besar dari yang diperkirakan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...