Menkeu AS Kembali Rayu Sri Mulyani agar Beri Sanksi ke Minyak Rusia

Abdul Azis Said
13 Oktober 2022, 14:10
sri mulyani, IMF, bank dunia
ANTARA FOTO/POOL/Nyoman Budhiana/hp.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) berfoto dengan Secretary of the Treasury Amerika Serikat Janet Yellen kembali menggelar pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan G20 di Washington.

Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen di sela-sela pertemuan IMF-Bank Dunia pada Selasa (11/10). Dalam pertemuan tersebut, Yellen kembali mengajak Indonesia untuk memberikan sanksi kepada Rusia berupa pembatasan harga minyak asal negara tersebut. 

Pembahasan terkait sanksi kepada Rusia ini termuat dalam keterangan resmi Department of Treasury AS. Namun, pembahasan ini tidak muncul dalam keterangan resmi terkait pertemuan kedua menteri in yang dikeluarkan Kementerian Keuangan beberapa hari lalu.

"Sekretaris (Yellen) menyoroti manfaat ekonomi yang dapat diperoleh Indonesia sebagai dampak dari pembatasan harga ekspor minyak Rusia," demikian tulis dalam keterangan resmi tersebut dikutip Kamis (13/10)

Katadata.co.id mencoba menghubungi Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra yang diketahui ikut serta dalam pertemuan tersebut. Katadata.co.id juga menghubungi Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Nella Sri Hendriyetty. Namun sampai berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari keduanya.

Ajakan Yellen kepada Sri Mulyani untuk memberi sanksi ke minyak Rusia sebelumnya juga pernah disampaikan saat pertemuan bilateral di Bali pada Juli lalu. Dalam keterangan resmi Department of Treasury AS, Yellen berbicara kepada Sri Mulyani soal pentingnya pembatasan harga minyak Rusia. Tujuannya, membatasi pendapatan militer Putin Cs sekaligus meredam kenaikan harga yang disebut juga ikut berdampak ke Indonesia.

Saat dikonfirmasi media, Sri Mulyani saat itu mengatakan pembahasan price cap hanya sebatas penjelasan Yellen soal rencana yang akan diambil AS. Indonesia, kata dia, hanya sebatas menyimak rencana AS itu kemudian mengkaji bagaimana implikasi dari rencana tersebut ke negara lain.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...