Private Debt Bisa Jadi Solusi di Tengah Risiko Gejolak Keuangan Global

Agustiyanti
17 Oktober 2022, 07:51
private debt, DBS, aliran modal asing
KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. DBS melihat Permintaan terhadap instrumen private debt akan meningkat karena pendanaan melalui bank dan pasar modal menjadi semakin sulit.

 

Pasar keuangan global diperkirakan bergejolak pada tahun depan seiring masih tingginya tensi geopolitik, kenaikan suku bunga, dan meningkatnya risiko resesi ekonomi. Bank asal Singapura, DBS Bank Limiited melihat pasar private debt dapat menjadi solusi bagi korporasi yang ingin mencari pendanaan di tengah terbatasnya kredit perbankan dan pasar modal.

Advertisement

Private debt mencakup berbagai jenis utang yang dimiliki dan ditambah perusahaan secara tertutup. Bentuknya bisa berbagai cara dan jenis, tetapi biasanya mencakup  investor nonbank kepada perusahaan nonpublik.

Global Head of Fixed Income DBS Clifford Lee menjelaskan, private debt merupakan instrumen yang berada di antara kredit perbankan dan pasar modal. Instrumen ini semakin berkembang sejak pandemi Covid-19 kerena bank membatasi penyaluran kredit dan akses ke pasar modal sulit karena terlalu bergejolak. 

“Saat ekonomi bergejolak, penyaluran kredit perbankan dan akses ke pasar modal akan terbatas, private debt bisa membantu,” ujar Lee kepada Katadata.co.id saat ditemui di Bali, pekan lalu.

Ia mengatakan, pasar private debt sudah berkembang dan sangat mapan di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, pasar ini belum terlalu berkembang di Asia, terutama di Indonesia. Ini karena sebelum pandemi atau sejak tiga tahun lalu, pasar modal berkembang sangat pesat di Asia dan tidak menyisakan ruang untuk perkembangan private debt. 

“Namun sekarang, pasar private debt mulai berkembang,” ujarnya. 

Ia menjelaskan kondisi keuangan global masih sangat tidak menentu pada tahun depan, antara lain akibat tingginya tensi geopolitik. Hal ini akan mendorong permintaan terhadap instrumen private debt karena pendanaan melalui bank dan pasar modal menjadi semakin sulit. 

"Pandemi membuat private debt semakin berkembang dan tingginya tensi geopolitik saat ini juga akan semakin mendorong perkembangannya," kata dia. 

Lee mengatakan, ada beberapa sektor yang menarik di Indonesia untuk pengembangan pasar private debt. Beberapa di antaranya komoditas, infrastruktur, hingga transisi energi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement