The Fed Agresif Naikkan Bunga pada 2022, Apakah Berlanjut Tahun Ini?

Agustiyanti
3 Januari 2023, 11:28
the fed, jerome powell, fomc
ANTARA FOTO/REUTERS/Elizabeth Frantz/wsj
Gubernur The Fed Jerome Powell. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan mengadakan delapan pertemuan yang dijadwalkan secara rutin per tahun.

Bank sentral Amerika Serikat telah menaikkan suku bunga acuan secara agresif demi menahan lonjakan inflasi. The Fed telah menaikkan suku bunga mencapai 4,2% dan membawa Fed Fund Rate ke level 4,25% hingga 4,5%.

Metrik inflasi menjelang akhir 2022 menunjukkan upaya The Fed yang mungkin berhasil. Inflasi melandai, lonjakan penjualan rumah tertahan, dan beberapa perusahaan paling terkenal di Amerika telah membuat rencana untuk memperlambat pergerakan mereka dan menarik kembali investasi. 

Inflasi AS pada November tercatat mencapai 7,1% secara tahunan, turun dari level tertingginya dalam 40 tahun terakhir pada Juni 2022 yang mencapai 9,1% secara tahunan. Harga mobil bekas, kayu dan bahan bakar telah turun. Demikian pula dengan harga rumah dan sewanya. 

“Pembahasan terkait inflasi yang memuncak telah dibicarakan orang hampir sepanjang tahun dan mulai terlihat valid,” kata Thomas Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments, seperti dikutip dari CNN.

The Fed dalam notulensi rapat terbarunya mengungkapkan kemungkinan kenaikan suku bunga masih akan berlanjut tetapi melambat dibandingkan beberapa bulan terakhir. 

Bank Sentral memang berhasil memperlambat perekonomian untuk mengendalikan inflasi, tetapi pasar tenaga kerja yang tetap kuat dapat menjadi batu sandungan. Ketika jumlah pekerjaan yang tersedia jauh melebihi mereka yang mencari pekerjaan, upah bisa naik. Ini pada gilirannya membuat harga barang dan jasa tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.

"Dengan fokus pada pasar tenaga kerja, The Fed dapat terus-menerus hawkish pada awal 2023," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird.

Namun demikian, sudah ada tanda-tanda bahwa pasar tenaga kerja melemah. Tren PHK juga lebih tinggi, yang terlihat dari klaim pengangguran yang tumbuh ke level tertingi sejak Februari 2022. Jumlah lapangan kerja baru setiap bulan juga mulai turun secara perlahan.

Di sisi lain, masalah kekurangan tenaga kerja masih akan menjadi masalah struktural di AS. Gubernur The Fed Jerome Powell menghubungkan kondisi tersebut dengan pensiun dini, kebutuhan pengasuhan anak, penyakit dan kematian akibat Covid-19, hingga penurunan imigrasi. .

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...