BI: Banyak Perusahaan Bangkrut jika Subsidi Energi 2022 Tak Ditambah

Abdul Azis Said
25 Januari 2023, 14:36
BI, perry, suku bunga BI, subsidi energi
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebutuhan untuk menambah anggaran tersebut sebagian dipenuhi dari burden sharing alias berbagi beban Bank Indonesia dan pemerintah.

Bank Indonesia menilai keputusan pemerintah mempertebal anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun lalu membantu bank sentral tidak menaikkan suku bunga agresif karena inflasi tak meroket. Hal ini juga berarti membantu banyak perusahaan tahun lalu lolos dari kebangkrutan jika bunga pinjaman melonjak. 

Pemerintah mempertebal anggaran susidi dan kompensasi energi tahun lalu menjadi lebih dari Rp 500 triliun seiring harga minyak dunia yang melonjak. Kenaikan anggaran tersebut berarti inflasi juga bisa ditahan tidak terlalu tinggi. 

Advertisement

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebutuhan untuk menambah anggaran tersebut sebagian dipenuhi dari burden sharing alias berbagi beban Bank Indonesia dan pemerintah. Lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) III, BI membantu menyediakan utang murah ke pemerintah dengan memborong Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 224 triliun di pasar perdana.

Perry mengatakan, kerja sama SKB III itu semula hanya untuk memenuhi belanja pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan terkait pandemi Covis-19. Namun, dananya digeser untuk subsidi energi seiring penggunaan untuk kesehatan tidak besar.

"Menkeu dan saya paham subsidi kan tidak bagus, tetapi itu kalau zaman normal. Kalau tahun lalu tidak ditambah subsidi, maka inflasi kita akan berapa? Bisa 15%. Kalau inflasinya 15%, berapa suku bunganya? 17%? Kalian semua gulung tikar lah," kata Perry dalam seminar Infobank, Rabu (25/1).

Harga BBM subsidi tetap naik walapun pemerintah sudah mempertebal anggaran. Kenaikan harga BBM subsidi sekitar 30% pada September membuat inflasi meroket dan mencapai puncaknya 5,95% secara tahunan pada bulan tersebut. 

BI sempat mengantisipasi inflasi akan terus naik hingga melampaui 6% pada akhir tahun lalu. Meski demikian, realisasinya lebih rendah sebesar 5,51%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement