Rupiah Melemah Pagi Ini, Pasar Khawatir The Fed Kembali Agresif

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 24 poin ke level Rp 15.120 per dolar Amerika Serikat pagi ini. Koreksi terjadi setelah pasar mencerna data ketenagakerjaan Amerika yang masih kuat. Mereka khawatir hal itu memicu bank sentral AS The Federal Reserve kembali agresif menaikkan suku bunga.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah ke Rp 15.122 pada pukul 09.25 WIB, atau sudah terkoreksi 0,17% dari posisi penutupan kemarin.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga terkoreksi pagi ini. Yen Jepang melemah 0,07%, bersama dolar Taiwan 0,05%, won Korsel 0,17%, ringgit Malaysia 0,19% dan baht Thailand 0,11%. Sebaliknya, dolar Hong Kong menguat tipis 0,01% bersama dolar Singapura 0,04%, peso Filipina 0,11%, rupee India 0,25% dan yuan Cina 0,05%.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah dapat berbalik melemah hari ini seiring pasar yang kembali khawatir bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve akan menaikkan bunga lebih tinggi dari perkiraan. Rupiah diperkirakan melemah ke Rp 15.160, dengan potensi penguatan di Rp 15.080 per dolar AS.
Pasar kembali memcerna laporan data keteangakerjaan akhir pekan lalu yang mengndikasikan kondisi masih kuat. Ini tercermin dari data pembayaran gaji pekerja nonpertanian alias nonfarm payroll bulan lalu yang meningkat 517 ribu, jauh di atas perkiraan pasar 187 ribu.
Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya pada Selasa malam juga sempat menegaskan bahwa kenaikan bunga kemungkinan di atas perkiraan saat ini jika data ketenagakerjaan masih kuat dan inflasi terus naik. Meski demikian, ia juga menyinggung proses disinflasi telah dimulai.
"Dini hari tadi, petinggi the Fed, kolega Powell, Christopher Waller, juga menyatakan bahwa suku bunga bisa dinaikan lagi melebihi ekspektasi bila inflasi masih tinggi karena membaiknya situasi ketenagakerjaan di AS," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Kamis (9/2).
Data ketenagakerjaan yang membaik bisa memicu tekanan inflasi yang lebih lama. Ini artinya, tugas The Fed belum berakhir. Kondisi ketenagakerjaan yang membaik bisa mengiring daya beli menguat. Ini artinya, pengeluaran konsumen yang meningkat akan mendorong inflasi.
Senada, Analis DCFX juga memperkirakan rupiah akan melemah hari ini dengan bergerak di rentang Rp 15.050-Rp 15.150 per dolar AS. Pelemahan rupiah seiring sentimen risk off di bursa saham setelah pasar kembali mencerna pernyataan Powell soal disinflasi tetapi juga menyampaiakn data ketenagakerjaan yang kuat bisa mendorong kenaikan bunga lebih lanjut.
"Data penjualan ritel Indonesia yang akan dirilis siang ini diperkirakan akan naik 3% diharapkan akan memberikan dukungan terbatas pada rupiah," kata Lukman dalam catatannya.