Rusia Berambisi Menggagalkan Calon Pemimpin Bank Dunia Usulan Amerika
Rusia tengah mendekati sekutu-sekutunya untuk menantang calon pempimpin Bank Dunia pilihan Amerika Serikat. Presiden AS Joe Biden mengusulkan nama mantan CEO Mastercard Ajay Banga untuk menggantikan David Malpass yang memutuskan untuk mundur lebih cepat dari jabatannya.
Mengutip Reuters, perwakilan Moskow mengatakan, Rusia tetap memiliki hak suara sebagai anggota dalam pemilihan presiden Bank Dunia meski lembaga tersebut telah menghentikan semua programnya di Rusia dan Belarusia.
Direktur eksekutif Bank Dunia Roman Marshavin yang mewakili Rusia dan Suriah, mengatakan bahwa pendaftaran calon potensial pengganti David Malpass dan konsultasi masih berlangsung. Namun, dia tidak memberikan perincian dan mengatakan keputusan akan dibuat di Moskow.
Rencana Rusia pertama kali dilaporkan oleh kantor berita TASS milik negara Rusia. Marshavin mengatakan, pihaknya sedang berdiskusi dengan negara lain tentang kandidat yang mungkin. Ini mungkin termasuk pemodal Rusia, ekonom, mantan kepala organisasi internasional, serta beberapa mantan menteri keuangan dan kepala bank sentral.
Presiden AS Joe Biden pada bulan lalu menominasikan mantan CEO Mastercard Ajay Banga untuk menggantikan David Malpass di pucuk pimpinan Bank Dunia. Pengganti Malpass akan mengawasi pendanaan miliaran dolar untuk negara-negara berkembang.
Selain mengantongi dukunan dari AS, Banga pada pekan lalu mengatakan bahwa telah mendapat dukungan dari India, Ghana, Bangladesh, dan Kenya. Dia juga menerima ulasan positif dari Prancis dan Jerman pada pertemuan pejabat keuangan G20 bulan lalu.
Departemen Keuangan AS menolak mengomentari kemungkinan Rusia menggagalkan calon dari AS. Adapun Bank Dunia akan menerima nominasi dari negara lain hingga 29 Maret. Namun, nominasi Biden memastikan bahwa Banga memiliki kans besar untuk memimpin Bank Dunia.
AS merupakan pemegang saham yang dominan di Bank Dunia yang didirikan sejak akhir Perang Dunia Kedua. Tantangan dari Rusia atau negara sekutu tidak mungkin mengubah hasilnya, mengingat struktur kepemilikan saham Bank Dunia. Namun, hal itu dapat mengungkap ketegangan yang membara antara Amerika Serikat dan negara-negara Baratm serta Cina yang merupakan pemegang saham terbesar ketiga Bank Dunia.
